Nabil Zaydan - Budidaya belut dengan menggunakan lumpur dalam terpal menjadi pilihan yang populer karena dapat dilakukan di lahan terbatas dan membutuhkan modal yang relatif terjangkau. Dalam artikel ini, penulis akan mempelajari langkah-langkah lengkap untuk budidaya belut dengan lumpur dalam terpal, mulai dari pemilihan bibit hingga tahap panen.
Jenis-Jenis Belut
Belut Sawah (Monopterus albus)
Belut sawah adalah salah satu jenis belut paling umum yang dibudidayakan. Belut ini memiliki habitat alami di lahan persawahan atau perairan dengan lingkungan perairan yang lembap. Belut sawah memiliki tubuh yang panjang dan ramping dengan warna kulit yang keabu-abuan atau cokelat kehitaman. Ternak ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 30-60 cm.
Belut Rawa (Synbranchus bengalensis)
Belut rawa, juga dikenal sebagai udang galah, adalah belut air tawar yang besar. Mereka memiliki bentuk tubuh yang silindris dengan panjang antara 25-60 cm dan memiliki warna yang beragam, mulai dari hijau zaitun hingga cokelat kehitaman. Belut rawa banyak ditemukan di perairan payau seperti rawa, sungai, dan danau.
Belut Tambak (Anguilla spp.)
Belut tambak, juga dikenal sebagai belak, adalah jenis belut yang sering dibudidayakan dalam skala besar di tambak. Ternak ini memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan warna kulit yang keabu-abuan atau cokelat gelap. Belut tambak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai jenis perairan, baik air tawar maupun payau.
Belut Lumpur (Monopterus cuchia)
Belut lumpur adalah jenis belut yang dapat ditemukan di berbagai perairan, seperti kolam, rawa, dan sungai. Mereka memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan warna kulit yang cokelat kehitaman. Belut lumpur memiliki kemampuan untuk berperan sebagai pemakan terasibagi ekosistem perairan.
Cara Budidaya Belut dengan Lumpur
Pemilihan Bibit
Dalam pemilihan bibit belut, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Bibit dapat berasal dari hasil penangkapan atau hasil budidaya. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa bibit belut yang berkualitas dan cocok untuk diternakkan harus memenuhi kriteria-kriteria berikut: memiliki ukuran seragam, tidak memiliki cacat fisik, memiliki gerakan yang lincah, serta bebas dari penyakit.
Bibit belut yang optimal untuk dibudidayakan sebaiknya memiliki ukuran sekitar 10-12 cm. Ukuran ini dianggap sebagai ukuran yang ideal untuk memastikan pertumbuhan selanjutnya. Selain itu, bibit belut juga membutuhkan waktu pemeliharaan selama 3-4 bulan sebelum dapat dipanen. Selama periode ini, penting untuk memberikan kondisi lingkungan yang baik serta pakan yang tepat agar bibit dapat tumbuh secara optimal.
Persiapan Kolam
Untuk menyiapkan kolam belut yang baik, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar kolam siap digunakan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
- Pilih jenis kolam yang sesuai: Kamu dapat menggunakan terpal atau cor semen untuk membuat kolam sesuai dengan kebutuhan. Pastikan tinggi kolam minimal 80 cm - 120 cm, agar memenuhi kebutuhan belut dalam hal kedalaman kolam. Jika lahan terbatas, Kamu bisa membuat kolam dengan panjang dan lebar sekitar 120 x 50 cm.
- Bersihkan kolam dengan baik: Pastikan terpal atau cor semen dalam kondisi kering dan bebas dari bau yang mengganggu. Setelah itu, berikan bahan-bahan organik seperti jerami, pelepah pisang, atau pupuk kandang ayam/sapi yang telah mulai membusuk. Rajang jerami dan bahan organik lainnya menjadi potongan sekitar 10 cm untuk mempercepat proses pembusukan.
- Ciptakan habitat yang sesuai: Tujuan dari memberikan bahan organik adalah untuk mendapatkan lumpur sebagai tempat hidup belut. Belut akan lebih nyaman jika habitatnya mirip dengan kondisi alaminya. Walaupun budidaya belut mungkin berhasil dengan kolam tanpa lumpur, namun hasil ternaknya cenderung tidak maksimal.
- Air dan lumpur: Isi kolam belut dengan air setinggi 75% dan campurkan sedikit tanah sawah. Biarkan selama 2 minggu agar lumpur khas terbentuk. Setelah itu, kuras airnya dan periksa kedalaman lumpurnya. Berikan air sumur setinggi 75% dan diamkan selama 6 hari agar kolam siap digunakan.
Menyiapkan Media Tumbuh
Menyiapkan media tumbuh yang baik sangat penting dalam budidaya belut dengan lumpur dalam terpal. Berikut adalah beberapa langkah untuk menyiapkan media tumbuh yang tepat:
Pemilihan Lumpur atau Tanah Liat
Pilih lumpur atau tanah liat yang berkualitas baik sebagai media tumbuh. Lumpur atau tanah liat yang baik memiliki kandungan nutrisi yang cukup, tekstur yang baik untuk perlekatan dan pertumbuhan belut, serta dapat mempertahankan kelembaban air dengan baik. Coba dapatkan lumpur atau tanah liat dari sumber seperti persawahan atau tambang-but sebagai alternatif, selain itu Kamu juga dapat membelinya dari pasar atau toko pertanian terdekat.
Pembersihan dan Penyaringan
Sebelum digunakan sebagai media tumbuh, bersihkan lumpur atau tanah liat dari kotoran, bebatuan, dan bahan-bahan asing lainnya. Kamu dapat melakukannya dengan menyaring lumpur atau tanah liat menggunakan jaring atau kain yang halus untuk memisahkan bahan-bahan kasar. Ini akan membantu menjaga kebersihan dan kualitas media tumbuh.
Persiapan Perbandingan Campuran
Jika menggunakan lumpur, Kamu dapat memadukannya dengan campuran tanah liat untuk mendapatkan tekstur dan konsistensi yang optimal. Buat perbandingan campuran lumpur dan tanah liat dengan proporsi yang sesuai. Sebagai panduan umum, perbandingan yang sering digunakan dalam budidaya belut adalah 70% lumpur dan 30% tanah liat. Sesuaikan perbandingan ini dengan kondisi lokal dan spesifikasi budidaya ternak belutmu.
Penambahan Bahan Organik
Untuk meningkatkan nutrisi dalam media tumbuh, Kamu dapat menambahkan bahan organik seperti dedak, kompos, atau pupuk kandang dalam jumlah yang tepat. Bahan organik akan memberikan nutrisi tambahan bagi pertumbuhan belut dan juga membantu dalam penyerapan air dan pemeliharaan kelembaban media tumbuh.
Penebaran Bibit
Bibit belut dipelihara dengan kepadatan yang tinggi untuk menjaga efisiensi produksi. Untuk kepadatan tebar bibit berukuran 10-12 cm, disarankan untuk menebarkannya sekitar 50-100 ekor per meter persegi. Dengan demikian, Kamu dapat memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi belut-belut tersebut.
Penting untuk memperhatikan waktu yang tepat dalam melakukan penebaran. Pilihlah pagi atau sore hari sebagai waktu yang ideal untuk menebarkan bibit belut, hal ini bertujuan untuk mencegah stres pada belut-belut tersebut. Stres dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan belut, sehingga pemilihan waktu yang tepat adalah faktor penting dalam keberhasilan budidaya.
Selain itu, dalam upaya menjaga kualitas bibit belut hasil tangkapan, penting untuk melakukan karantina selama 1-2 hari sebelum bibit ditebar. Selama masa karantina, bibit belut hasil tangkapan dapat diletakkan dalam wadah berisi air bersih yang mengalir. Selama periode karantina, berikan pakan berupa kocokan telur untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Pemberian Pakan
Dalam pemberian pakan belut, penting untuk menjaga keuletan dalam memberikan makanan. Belut muda memiliki tingkat nafsu makan yang tinggi, sehingga penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka secara teratur. Berikut adalah panduan ukuran standar pakan untuk 10 kg belut:
- Belut berusia di bawah 1 bulan diberikan pakan sebanyak 500 gram.
- Belut berusia 1-2 bulan diberikan pakan sebanyak 1000 gram.
- Belut berusia 2-3 bulan diberikan pakan sebanyak 1500 gram.
- Belut berusia 3-4 bulan diberikan pakan sebanyak 200 gram.
Ada berbagai jenis pakan yang dapat diberikan kepada belut, seperti cacing, siput, remahan nasi, sisa makanan dapur, lalat, katak, remahan ikan, remahan keong, belatung, dan sisa ayam yang sudah busuk. Namun, perlu diperhatikan bahwa pakan tersebut harus diacak-accukup kecil agar belut dapat dengan cepat mengonsumsi pakan tersebut.
Jika Kamu menggunakan pakan mati, pemberiannya cukup dilakukan satu atau dua kali sehari. Untuk waktu pemberian pakan, disarankan untuk melakukannya sore menjelang malam. Pada waktu ini, belut cenderung naik ke permukaan air untuk mencari oksigen.
Tahap Panen
Pada perbudidayaan belut, waktu yang ideal untuk melakukan panen berkisar antara 3-4 bulanan, tergantung pada kebutuhan postur dan tujuan penggunaan belut tersebut. Beberapa pasar mungkin lebih menyukai postur belut yang langsing dan kecil, yang biasanya digunakan untuk ceriping belut. Namun, untuk kebutuhan sebagai lauk konsumsi, belut dengan postur yang lebih gemuk (usia sekitar 4 bulan) bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.
Belut dewasa yang siap dipanen biasanya memiliki panjang sekitar 30-50 cm dengan diameter badan sekitar 2-3 cm. Ukuran ini merupakan standar untuk memastikan kualitas dan nilai gizi yang optimal pada saat dikonsumsi.
Dengan memperhatikan waktu pemanenan yang tepat dan ukuran yang diharapkan, diharapkan dapat memperoleh hasil panen belut yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini, keberhasilan panen belut tidak hanya bergantung pada kepadatan dan kualitas pakan yang diberikan selama budidaya, tetapi juga pada upaya memilih waktu yang tepat untuk pemanenan.
Posting Komentar