NdmSCJofn5qcY44UfTlhclVnBp3RL3BTYoA8yFLJ
Bookmark

12 Cabai Terpedas di Dunia dan Asalnya, Pernah Mencoba?

12 Cabai Terpedas di Dunia dan Asalnya, Pernah Mencoba

Nabil Zaydan - Cabai adalah salah satu rempah-rempah yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Selain memberikan rasa pedas yang khas, cabai juga memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia. Di antara berbagai jenis cabai yang ada, beberapa di antaranya terkenal karena tingkat kepedasannya yang ekstrem. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 12 cabai terpedas di dunia dan juga asalnya. Apa sajakah itu, berikut ulasannya.

Carolina Reaper

Carolina Reaper merupakan cabai yang dikenal sebagai salah satu jenis cabai terpedas di dunia. Dikembangkan oleh Ed Currie di Amerika Serikat, cabai ini memiliki tingkat kepedasan mencapai 1,5 juta hingga 2,2 juta unit Skoville. Selain tingkat kepedasannya yang ekstrem, Carolina Reaper juga mengandung senyawa capsaicin yang dapat memberikan manfaat kesehatan seperti meningkatkan metabolisme dan memiliki efek anti-inflamasi. Meskipun mengonsumsi Carolina Reaper atau cabai super pedas lainnya harus dilakukan dengan hati-hati, bagi pecinta cabai yang mencari sensasi pedas yang ekstrem, Carolina Reaper dapat menjadi pilihan yang menarik.

Trinidad Scorpion

Trinidad Scorpion adalah salah satu jenis cabai terpedas di dunia. Cabai ini berasal dari negara kepulauan Karibia, Trinidad, dan Tobago. Trinidad Scorpion memiliki tingkat kepedasan yang mencapai 1,2 juta hingga 2 juta unit Skoville (SHU). Bentuk cabai ini cukup unik dengan ujung yang menyerupai ekor kalajengking, mengapa disebut "Scorpion".

Selain kepedasannya yang intens, Trinidad Scorpion juga memiliki rasa buah yang manis. Cabai ini digunakan dalam berbagai hidangan pedas dan saus, karena memberikan kekuatan pedas yang kuat. Meskipun Trinidad Scorpion dapat memberikan pengalaman rasa yang ekstrem, penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya karena tingkat kepedasannya yang tinggi.

Bhut Jolokia (Ghost Pepper)

Bhut Jolokia, juga dikenal sebagai Ghost Pepper, merupakan salah satu cabai terpedas di dunia yang berasal dari wilayah Assam, India. Cabai ini mendapat julukan "Ghost Pepper" karena kepedasannya yang sangat tinggi, sehingga dikatakan bisa membuat orang terlihat seperti hantu ketika mengonsumsinya. Bhut Jolokia memiliki tingkat kepedasan yang mencapai 1 juta hingga 1,5 juta unit Skoville (SHU), menjadikannya salah satu cabai terpedas sebelum disebutkan reaper di atas.

Selain tingkat kepedasannya yang ekstrem, Bhut Jolokia juga digunakan dalam berbagai makanan pedas dan saus sebagai bumbu yang memberikan rasa pedas yang kuat. Mengandung senyawa capsaicin yang tinggi, Bhut Jolokia juga diyakini memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu meredakan peradangan. Dalam mengonsumsi Bhut Jolokia, penting untuk memperhatikan batas toleransi dan hati-hati karena tingkat kepedasannya yang sangat tinggi.

Naga Viper

Naga Viper adalah salah satu jenis cabai terpedas di dunia yang berasal dari Inggris. Dikembangkan oleh Gerald Fowler dari The Chilli Pepper Company pada tahun 2010, Naga Viper mendapatkan gelar sebagai cabai terpedas di dunia saat itu. Namun, sejak saat itu telah dikembangkan variasi cabai lain yang lebih pedas.

Naga Viper memiliki tingkat kepedasan yang mencapai sekitar 1,3 juta unit Skoville (SHU). Cabai ini merupakan hasil persilangan antara tiga jenis cabai super pedas, yaitu Naga Morich, Bhut Jolokia (Ghost Pepper), dan Trinidad Scorpion. Kombinasi genetik ini menghasilkan rasa pedas yang intens.

Meskipun Naga Viper memiliki tingkat kepedasan yang sangat tinggi, penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya dan mempertimbangkan batas toleransi diri sendiri. Cabai ini sering digunakan sebagai bumbu dalam saus pedas atau digunakan dalam tantangan makanan yang menguji ketahanan seseorang terhadap pedas.

7-Pot Primo

7-Pot Primo adalah salah satu jenis cabai super pedas yang terkenal. Awalnya dikembangkan oleh Troy Primeaux di Louisiana, Amerika Serikat, cabai ini diberi nama "7-Pot" karena dikatakan memiliki kepedasan yang cukup kuat untuk memanaskan tujuh pot masak nasi.

7-Pot Primo memiliki tingkat kepedasan yang sangat tinggi, dengan tingkat mencapai sekitar 1,2 juta hingga 1,4 juta unit Skoville (SHU). Bentuknya yang unik, yaitu cabai yang berkerut dan berkulit kasar dengan duri-duri kecil, membuatnya mudah dikenali.

Cabai ini digunakan dalam berbagai hidangan pedas dan saus, memberikan rasa pedas yang kuat dan intens. Ketika mengonsumsi 7-Pot Primo, sangat penting untuk berhati-hati dan memperhatikan batas toleransi diri sendiri, karena tingkat kepedasannya yang tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada saluran pencernaan dan kulit yang sensitif.

Komodo Dragon

Komodo Dragon adalah nama yang diberikan kepada salah satu jenis cabai super pedas yang cukup terkenal. Cabai ini merupakan hasil persilangan antara Trinidad Moruga Scorpion dan Naga Morich, dua cabai dengan tingkat kepedasan yang tinggi. 

Kedua jenis cabai tersebut memiliki tingkat kepedasan yang masing-masing mencapai jutaan unit Skoville. Persilangan ini menghasilkan Komodo Dragon dengan tingkat kepedasan yang dapat mencapai lebih dari 1,4 juta unit Skoville, menjadikannya salah satu cabai terpedas di dunia.

Sebagai cabai yang berasal dari daerah Bedfordshire Inggris, Komodo Dragon memiliki bentuk dan warna yang menarik, dengan kulit yang mengilap dan mengubah warna dari hijau menjadi merah saat matang. Rasanya sangat pedas, dengan rasa buah yang manis di balik tingkat kepedasannya yang kuat.

Chocolate Habanero

12 Cabai Terpedas di Dunia dan Asalnya, Pernah Mencoba?

Chocolate Habanero, juga dikenal sebagai Black Habanero, adalah salah satu jenis cabai dengan tingkat kepedasan tinggi yang sangat terkenal. Warna cabai ini yang cenderung cokelat gelap, menginspirasi namanya. Chocolate Habanero berasal dari kota Yucatan Meksiko, dan dikenal karena rasa pedas yang intens dan kualitas rasa buah yang kompleks.

Tingkat kepedasan Chocolate Habanero dapat mencapai hingga 350.000 hingga 577.000 unit Scoville (SHU), tetapi tingkat kepedasannya bisa bervariasi. Cabai ini memiliki aroma khas dan rasa buah yang manis dengan sentuhan kepedasan yang kuat, sehingga sering digunakan dalam saus dan masakan pedas.

Meskipun cabai ini cukup pedas, Chocolate Habanero memberikan pengalaman rasa yang lengkap dengan kombinasi rasa pedas dan manis yang unik. Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan hati-hati dan mengetahui batas toleransi diri sendiri dalam menghadapi kepedasan cabai ini.

Infinity Chili Pepper

Chili pepper yang disebut "Infinity Chili" atau "Infinity Pepper" adalah cabe dengan rasa pedasnya yang sangat tinggi dan dianggap sebagai salah satu cabai terpedas di dunia.

Infinity Chili dikembangkan di Inggris oleh seorang petani bernama Nick Woods. Cabai ini mencapai puncak kepedasan pada tahun 2011 dan memiliki tingkat kepedasan yang mencapai sekitar 1,2 hingga 1,4 juta unit Scoville (SHU). Hal ini menjadikannya salah satu dari cabai terpedas yang pernah diketahui saat ini.

Infinity Chili memiliki penampilan yang mirip dengan Naga Viper, dengan bentuk cabai yang meruncing dan kulit yang keriput. Dalam masakan dan saus, Infinity Chili memberikan rasa pedas yang sangat kuat. Karena tingkat kepedasannya yang tinggi, dianjurkan untuk berhati-hati dan mempertimbangkan toleransi terhadap kepedasan sebelum mengonsumsinya.

Scotch Bonnet

Cabe Scotch Bonnet adalah salah satu cabai yang paling terkenal dari keluarga Capsicum chinense. Cabe ini mempunyai asal usul dari Karibia, khususnya Jamaika, dan menjadi salah satu bumbu yang penting dalam masakan Karibia dan beberapa negara di Amerika Tengah dan Selatan.

Cabe Scotch Bonnet memiliki bentuk yang khas, yaitu bulat dengan kerucut di bagian bawah. Ukurannya kecil hingga sedang, dan warnanya bisa bervariasi antara hijau dan jingga hingga merah ketika matang sepenuhnya. Yang membuat Scotch Bonnet istimewa adalah tingkat kepedasannya yang sangat tinggi. Tingkat kepedasan cabe Scotch Bonnet mencapai 100.000 hingga 400.000 unit Scoville (SHU), yang sebanding dengan kepedasan cabai habanero.

Selain kepedasannya, cabe Scotch Bonnet juga memiliki rasa buah yang manis dan sedikit beraroma. Itulah mengapa cabe ini sering digunakan untuk memberikan rasa dan kepedasan pada hidangan seperti saus, marinade, dan makanan tradisional Karibia seperti jerk chicken. Namun, penting untuk diingat bahwa kepedasan cabe Scotch Bonnet cukup tinggi, dan dianjurkan untuk menggunakannya dengan bijak sesuai dengan preferensi rasa dan toleransi terhadap kepedasan.

Habanero

Cabe Habanero adalah salah satu jenis cabai yang terkenal karena tingkat kepedasannya yang tinggi dan rasa buah yang khas. Cabe ini merupakan anggota dari keluarga Capsicum chinense dan berasal dari Amerika Tengah.

Cabe Habanero memiliki bentuk yang kecil hingga sedang, dengan kulit yang halus dan biasanya berwarna oranye yang cerah ketika matang sepenuhnya. Namun, ada juga variasi warna lain seperti merah, kuning, cokelat, dan hijau. Cabe Habanero memiliki tingkat kepedasan yang mencapai 100.000 hingga 350.000 unit Scoville (SHU), membuatnya lebih pedas daripada cabai jalapeno.

Yang membedakan Cabe Habanero adalah rasa buahnya yang manis dan sedikit beraroma. Rasanya lebih kompleks daripada cabai pedas biasa, dengan sentuhan buah tropis seperti mangga, nanas, atau aprikot. Karena kepedasannya yang tinggi dan rasa buah yang lezat, cabe Habanero sering digunakan dalam saus pedas, sambal, dan makanan internasional seperti masakan Karibia, Meksiko, dan Amerika Latin.

Thai Bird's Eye

Cabe Thai Bird's Eye, juga dikenal sebagai cabai rawit atau cabai keriting, adalah salah satu jenis cabai yang populer di Asia Tenggara, khususnya di Thailand. Cabe ini memiliki ukuran kecil hingga sedang, dengan panjang sekitar 2-3 cm. Nama "Bird's Eye" mengacu pada bentuknya yang menyerupai mata burung.

Cabe Thai Bird's Eye memiliki tingkat kepedasan yang cukup tinggi, meskipun tidak sepedas cabai habanero atau cabai Trinidad Scorpion. Tingkat kepedasan cabai ini berkisar antara 50.000 hingga 100.000 unit Scoville (SHU), membuatnya lebih pedas daripada cabai jalapeno tetapi tidak sepedas habanero.

Selain kepedasannya, cabe Thai Bird's Eye juga dikenal karena aroma dan rasa yang tajam. Rasanya yang pedas dan sedikit asam membuatnya cocok untuk digunakan dalam masakan Asia Tenggara, seperti tumis, sup, mie, dan saus pedas.

Cabe Thai Bird's Eye juga sering digunakan dalam sambal dan saus tradisional di berbagai negara, termasuk Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Perlu diingat bahwa tingkat kepedasan cabe ini bisa sangat bervariasi, tergantung pada varietas dan tingkat kematangan. Penting bagi Anda untuk menyesuaikan penggunaan cabe Thai Bird's Eye sesuai dengan preferensi rasa dan toleransi terhadap kepedasan Anda.

Jalapeno

12 Cabai Terpedas di Dunia dan Asalnya, Pernah Mencoba?

Cabe Jalapeno adalah salah satu jenis cabai yang populer dalam industri pertanian. Cabe ini berasal dari Meksiko dan dapat memberikan peluang ekonomi bagi petani yang menanamnya. Pertanian cabe Jalapeno melibatkan proses penanaman, pemeliharaan tanaman, dan panen, dengan mengatur kondisi pertumbuhan yang optimal seperti penyediaan air yang cukup, perlindungan dari hama dan penyakit, serta pemupukan yang tepat.

Pertanian cabe Jalapeno memiliki relevansi penting dalam memenuhi permintaan pasar akan cabai pada industri makanan dan bumbu. Produksi cabe Jalapeno yang berkelanjutan dan efisien dapat mendukung keberlanjutan pasokan bahan baku bagi industri makanan, serta memberikan variasi dan kelezatan pada berbagai hidangan.

Cabe Jalapeno memainkan peran penting dalam industri pertanian dan mempengaruhi rantai pasokan pangan yang lebih luas. Dengan demikian, cabe Jalapeno memiliki keterkaitan yang erat dengan pertanian dalam konteks pembudidayaan, pemasaran, dan penyediaan bahan baku untuk kebutuhan makanan dan masakan.

Nah, itulah ulasan tentang 12 cabe terpedas didunia dan asalnya. Daftar ini merangkum cabai-cabai dengan tingkat kepedasan yang ekstrim, mulai dari Carolina Reaper dari Amerika Serikat hingga Dragon's Breath dari Wales. Cabai-cabai ini menjadi sorotan di dunia kuliner dan digunakan dalam berbagai hidangan pedas dan sambal yang menantang.

Perlu diingat bahwa tingkat kepedasan dapat bervariasi dan sensitivitas terhadap rasa pedas berbeda-beda bagi setiap orang. Penting untuk mengatur konsumsi cabai dengan bijak sesuai dengan preferensi dan batas kepedasan masing-masing individu. 

Meskipun cabai terpedas ini menawarkan sensasi yang berbeda dan mencengangkan bagi pecinta makanan pedas, mereka tetap menjadi bagian yang menarik dan penting dalam budaya kuliner global. Siap untuk menghadapi tantangan kepedasan dari cabai terpedas di dunia?

Posting Komentar

Posting Komentar