Cara Budidaya Padi Salibu yang Baik: Petunjuk Praktis, Baik dan Benar

Daftar Isi

Cara Budidaya Padi Salibu yang Baik

Cara budidaya padi salibu yg baik - Padi Salibu merupakan varietas padi unggul yang tahan terhadap hama wereng batang coklat (WBC), penyakit blas, dan tungro. Varietas ini memiliki potensi hasil panen yang tinggi dan tahan terhadap kondisi iklim yang ekstrem. Budidaya padi salibu dapat menjadi solusi bagi petani untuk meningkatkan hasil panen dan meningkatkan ketahanan pangan.

Apa Itu Padi Salibu?

Padi salibu, yang merupakan singkatan dari "salinan ibu," adalah sebuah teknologi dalam budidaya padi yang dikenal sebagai sistem ratoon. Dalam sistem ini, tunggul padi yang tersisa setelah panen tanaman utama digunakan kembali. Biasanya, tunggul ini memiliki tinggi sekitar 25 cm dan dipelihara selama 7-10 hari setelah panen, atau dibiarkan tumbuh hingga muncul tunas baru. 

Penggunaan teknologi salibu memungkinkan petani untuk mendapatkan hasil tambahan dari tanaman yang sama tanpa perlu menanam benih baru, sehingga meningkatkan produktivitas lahan dan mengoptimalkan waktu serta tenaga kerja.

Manfaat Budidaya Padi Salibu

Ada beberapa manfaat yang bisa Kamu dapatkan ketika membudidayakan padi salibu, adapun manfaatnya adalah:

  1. Meningkatkan hasil panen: Padi salibu memiliki potensi hasil panen yang tinggi, mencapai 10-12 ton per hektar. Hal ini karena padi salibu memiliki anakan yang banyak, daun yang lebar, dan tahan terhadap penyakit.
  2. Tahan hama penyakit: Padi salibu tahan terhadap hama wereng batang coklat (WBC), penyakit blas, dan tungro. Hama dan penyakit ini merupakan hama dan penyakit utama padi yang dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi petani.
  3. Tahan kondisi iklim ekstrem: Padi salibu mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim yang ekstrem, seperti kekeringan dan banjir. Hal ini karena padi salibu memiliki akar yang kuat dan batang yang kokoh.
  4. Ramah lingkungan: Budidaya padi salibu menggunakan pupuk dan pestisida yang lebih sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan. Hal ini karena padi salibu tahan terhadap hama penyakit dan memiliki kemampuan untuk menyerap unsur hara dari tanah dengan baik.

Persiapan Lahan

Lahan yang ideal untuk budidaya padi salibu adalah lahan sawah dengan tekstur tanah lempung berpasir, pH tanah 5,5-7,0, dan memiliki sistem drainase yang baik. Berikut langkah-langkah pengolahan lahan:

  1. Pembajakan: Lakukan pembajakan untuk membalik tanah dan menggemburkan tanah. Pembajakan dilakukan dua kali, yaitu pembajakan pertama dilakukan sebelum musim hujan dan pembajakan kedua dilakukan sebelum tanam.
  2. Penggaruan: Lakukan penggaruan untuk menghaluskan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilakukan dua kali, yaitu penggaruan pertama dilakukan setelah pembajakan pertama dan penggaruan kedua dilakukan setelah pembajakan kedua.
  3. Pen levelingan: Tindakan ini merujuk pada proses meratakan atau menyesuaikan permukaan tanah di lahan pertanian. Lakukan pen levelingan untuk memastikan permukaan tanah rata dan tidak ada genangan air. Pen levelingan dilakukan dengan menggunakan alat leveling atau traktor.
  4. Pemupukan dasar: Berikan pupuk dasar seperti pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk dasar diberikan pada saat pengolahan lahan terakhir.

Pemilihan Varietas Padi Salibu

Beberapa varietas padi salibu yang unggul dan tahan hama penyakit antara lain:

  • Inpari 32 Salibu
  • Inpari 33 Salibu
  • Inpari 42 Salibu
  • Situ Patenggang
  • Ciherang Salibu

Pilihlah varietas padi salibu yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim di daerah Anda. Pertimbangkan juga potensi hasil panen, ketahanan terhadap hama penyakit, dan kualitas beras yang dihasilkan.

Penanaman Padi Salibu

Terdapat dua metode penanaman padi salibu, yaitu:

Tanam Benih Langsung (Tabela):

  1. Semai benih padi salibu di persemaian selama 20-25 hari. Benih padi salibu disemai di bedengan yang telah disiapkan dengan media tanah yang gembur dan subur.
  2. Pindahkan benih padi salibu ke lahan tanam saat sudah memiliki 3-4 helai daun. Pemindahan benih padi salibu dilakukan pada saat pagi atau sore hari untuk menghindari stres pada tanaman.
  3. Tanam benih padi salibu dengan jarak tanam 20-25 cm x 20-25 cm. Jarak tanam ini bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi tanaman padi untuk tumbuh dan berkembang.

2. Tanam Pindah (Transplanting):

  1. Semai benih padi salibu di persemaian selama 15-20 hari. Benih padi salibu disemai di bedengan yang telah disiapkan dengan media tanah yang gembur dan subur.
  2. Pindahkan bibit padi salibu ke lahan tanam saat sudah memiliki 4-5 helai daun. Pemindahan bibit padi salibu dilakukan pada saat pagi atau sore hari untuk menghindari stres pada tanaman.
  3. Menanam padi di sawah dilakukan dengan jarak tanam 20-25 cm x 20-25 cm. Jarak tanam ini bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi tanaman padi untuk tumbuh dan berkembang.

Pemupukan Padi Salibu

Pada budidaya padi salibu, sangat penting untuk melakukan pemupukan secara tepat guna agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Pemupukan Susulan: Lakukan pemupukan susulan 1-2 kali setelah tanam dengan menggunakan pupuk urea, NPK, dan SP-36. Pupuk susulan pertama dilakukan pada saat tanaman padi berumur 15-20 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 50 kg urea/ha, 100 kg NPK/ha, dan 50 kg SP-36/ha. Kemudian, pupuk susulan kedua dilakukan pada saat tanaman padi berumur 30-40 HST dengan dosis 50 kg urea/ha dan 100 kg NPK/ha.

Sesuaikan dosis pupuk dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah. Lakukan pengujian tanah secara berkala untuk mengetahui kebutuhan hara tanah dan memastikan bahwa tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Manfaatkan Pupuk Organik: Gunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil panen. Pupuk organik tidak hanya menyediakan nutrisi bagi tanaman, tetapi juga membantu meningkatkan struktur tanah dan memperbaiki keseimbangan mikroorganisme tanah, yang berkontribusi pada kesehatan tanaman secara keseluruhan.

Baca Juga: Cara Menanam Padi Inpari 32: Panduan Lengkap untuk Pemula

Pengendalian Hama Penyakit

Untuk menjaga tanaman padi salibu tetap sehat dan produktif, pengendalian hama dan penyakit juga perlu dilakukan dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Pengamatan Rutin: Lakukan pengamatan hama dan penyakit secara rutin, minimal dua kali seminggu. Dengan melakukan pengamatan secara berkala, Anda dapat mendeteksi adanya serangan hama atau penyakit secara dini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
  2. Gunakan Pestisida Nabati atau Biopestisida: Untuk mengendalikan hama dan penyakit secara alami, Anda dapat menggunakan pestisida nabati atau biopestisida. Pestisida ini lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia dibandingkan dengan pestisida kimia, sementara tetap efektif dalam mengendalikan populasi hama dan penyakit tanaman.
  3. Tindakan Pencegahan: Selain penggunaan pestisida, lakukan juga tindakan pencegahan seperti pengaturan jarak tanam dan sanitasi lingkungan. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran hama dan penyakit, sedangkan sanitasi lingkungan yang baik dapat mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit di sekitar area pertanaman.

Berikut beberapa contoh pestisida nabati dan biopestisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit padi:

  1. Pestisida nabati seperti: Daun nimba: Daun nimba dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng batang coklat (WBC), Cabai rawit: Cabai rawit dapat digunakan untuk mengendalikan hama kutu daun, Bawang putih: Bawang putih dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit blas.
  2. Biopestisida seperti: Beauveria bassiana: Beauveria bassiana adalah jamur yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng batang coklat (WBC), Metarhizium anisopliae: Metarhizium anisopliae adalah jamur yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat grayak, Pseudomonas fluorescens: Pseudomonas fluorescens adalah bakteri yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit blas.

Panen dan Pasca Panen Padi Salibu

Padi salibu seringkali siap dipanen setelah 90-100 hari sejak masa tanam (HST). Untuk mengetahui kesiapan panen padi salibu, terdapat beberapa indikator yang bisa diamati: Daun padi mulai berubah warna menjadi kuning dan kering, Batang padi tetap kokoh dan tidak mudah rebah dan Bulir padi mengalami perubahan warna menjadi kuning keemasan.

Cara Panen

Pengambilan hasil panen padi salibu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual atau dengan menggunakan mesin khusus. Umumnya, proses panen dilakukan di pagi hari setelah embun menguap. Selanjutnya, bulir padi dipisahkan dari batangnya, bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peralatan mesin.

Pasca Panen

Setelah proses panen selesai, langkah berikutnya adalah mengeringkan bulir padi hingga kadar airnya mencapai sekitar 14%. Pengeringan bisa dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering. Kemudian, bulir padi disimpan di tempat yang sejuk dan kering untuk menjaga kualitasnya dan menghindari serangan hama serta penyakit. Tahap terakhir adalah menggiling bulir padi menjadi beras, bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin penggiling khusus.

Kesimpulan

Budidaya padi salibu merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Melalui persiapan lahan yang matang, pemilihan varietas yang sesuai, serta perawatan yang baik, petani dapat memaksimalkan potensi hasil panen dan mengurangi risiko serangan hama dan penyakit. Dengan memanfaatkan teknologi budidaya padi salibu yang efisien, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai keberlanjutan sektor pertanian.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apakah padi salibu lebih sulit untuk ditanam daripada varietas padi konvensional?

Budidaya padi salibu memang memerlukan perhatian ekstra terutama dalam pengelolaan tunggul setelah panen tanaman utama. Namun, dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, petani dapat mengelola padi salibu dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Apakah padi salibu cocok untuk semua jenis lahan?

Meskipun padi salibu memiliki toleransi yang baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, tidak semua jenis lahan cocok untuk budidaya padi salibu. Penting bagi petani untuk melakukan penilaian terhadap kondisi lahan mereka dan memilih varietas yang sesuai dengan karakteristik tanah dan iklim di daerah mereka.

Bagaimana cara mengendalikan serangan hama dan penyakit pada budidaya padi salibu?

Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya padi salibu dapat dilakukan dengan mengamati tanaman secara rutin, menggunakan pestisida nabati atau biopestisida, serta menerapkan tindakan pencegahan seperti pengaturan jarak tanam dan sanitasi lingkungan. Dengan pendekatan ini, petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman padi salibu mereka.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar