Nabil Zaydan - Walang Sangit adalah salah satu hama yang cukup merugikan bagi petani karena dapat menyerang berbagai jenis tanaman, seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain. Hama ini tergolong dalam kelompok serangga pemakan tumbuhan yang dikenal juga dengan kepik. Ia sulit dikendalikan karena dapat berkembang biak dengan cepat dan menyebar dengan mudah.
Oleh karena itu, pengetahuan mengenai definisi walang sangit, jenis, siklus hidup, dan cara mengendalikan serangannya sangat penting bagi petani dalam mengelola tanaman mereka. Dalam artikel ini, akan dibahas secara lengkap mengenai Hama Walang Sangit dan bagaimana cara mengatasinya.
Definisi Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa Oratorius) adalah sejenis serangga yang termasuk dalam famili Alydidae, biasanya ditemukan di daerah tropis-subtropis. Ia dikenal sebagai hama penting di berbagai tanaman pertanian dan kebun, karena mereka dapat menyebabkan kerusakan melalui pengisapan getah serta merusak buah.
Hama ini biasanya memiliki tubuh berbentuk oval, dengan sayap menutupi bagian belakang tubuh mereka. Mereka juga memiliki kaki yang kuat dan moncong panjang, yang digunakan untuk menyedot cairan dari tanaman.
Morfologi Walang Sangit
Morfologi atau bentuk fisik hama satu ini sangat khas, mudah dikenali. Mereka memiliki tubuh oval dan pipih, dengan bagian kepala dan dada menyatu, bagian perut terpisah. Ia juga memiliki sepasang antena panjang, sayap yang keras dan tipis. Bagian atas sayap biasanya berwarna hijau atau coklat, dengan warna yang bervariasi tergantung pada jenisnya. Sementara itu, bagian bawah sayap, umumnya berwarna merah atau hitam dengan garis-garis putih atau kuning.
Selain itu, kaki sangat kuat dan dapat menahan beban tubuh yang relatif besar. Bagian ujung kaki hama ini juga dilengkapi dengan cakar kuat untuk memegang permukaan tanaman. Moncongnya juga sangat panjang dan ramping, yang digunakan untuk menyedot cairan dari calon mangsanya. Seluruh tubuh dilapisi oleh kutikula keras, berfungsi sebagai pelindung dari berbagai jenis serangan atau bahaya dari lingkungan sekitarnya.
Siklus Hidup Walang Sangit
Siklus hidup Walang Sangit merupakan hal menarik untuk dipelajari. Walang Sangit, serangga kecil yang sering ditemui di daerah pertanian, memiliki tiga fase utama dalam siklus hidupnya: Fase Telur, Fase Nimfa, dan Fase Imago (Dewasa). Dalam setiap fase ini, serangga ini mengalami perubahan yang menarik dan memiliki karakteristik yang unik.
Fase Telur: Periode Awal
Pada Fase Telur, Walang Sangit suka bertelur secara berkelompok di permukaan daun padi atau rumput dengan tata letak yang rapi, hanya dalam satu atau dua baris. Telurnya memiliki bentuk hitam segi enam yang pipih. Kelompok telur biasanya terdiri dari 1 hingga 21 butir, dan butuh sekitar 5 hari untuk menetas.
Fase Telur adalah tahap awal dalam siklus hidup Walang Sangit. Serangga betina akan bertelur dengan mengelompokkan telur-telurnya di permukaan daun padi atau rumput dengan susunan yang teratur. Tata letaknya biasanya berbentuk satu atau dua baris yang rapi.
Telurnya memiliki bentuk hitam segi enam yang pipih. Mereka terlihat kecil dan terkompak. Dalam satu kelompok telur, biasanya terdapat sekitar 1 hingga 21 butir telur. Telur-telur ini akan menetas setelah melewati masa inkubasi selama sekitar 5 hari.
Fase Nimfa: Perkembangan Awal
Pada Fase Nimfa, Walang Sangit berada dalam bentuk nimfa yang lebih kecil dari serangga dewasa dan belum memiliki sayap. Masa dalam fase nimfa ini berlangsung selama sekitar 17 hari.
Biasanya nimfa memiliki warna hijau muda, namun saat dewasa mereka berubah menjadi coklat kekuning-kuningan pada bagian abdomen dan sayap. Warna ini lebih dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi selama fase nimfa.
Apabila serangga hidup di ladang padi, bagian perut bawah mereka akan berwarna coklat kekuning-kuningan. Namun, jika mereka hidup di rumput-rumputan, perut mereka akan berwarna hijau keputihan.
Fase Imago (Dewasa): Serangga Dewasa
Setelah menjadi Imago atau serangga dewasa, Walang Sangit akan memiliki tubuh ramping berwarna coklat. Panjangnya sekitar 14 hingga 17 mm dan lebarnya sekitar 3 hingga 4 mm, dengan tungkai dan antena yang panjang.
Pada Fase Imago (Dewasa), Walang Sangit yang sudah menjadi serangga dewasa memiliki tubuh ramping berwarna coklat. Panjangnya sekitar 14 hingga 17 mm dan lebarnya sekitar 3 hingga 4 mm, dengan tungkai dan antena yang panjang.
Perlu diketahui bahwa perbandingan antara jantan dan betina adalah 1:1. Setelah menjadi imago, serangga dengan bau yang khas ini baru dapat melakukan reproduksi setelah 4 hingga 6 hari, dengan masa inkubasi sekitar 8 hari. Daur hidup serangga ini berlangsung selama sekitar 32-43 hari.
Rata-rata masa bertelur Walang Sangit adalah 57 hari, dengan rentang waktu antara 6 hingga 108 hari. Sementara itu, umur rata-rata Walang Sangit dewasa adalah 80 hari, dengan rentang waktu dari 16 hingga 134 hari.
Habitat Walang Sangit
Hama ini hidup di berbagai habitat, terutama di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Mereka ditemukan di hampir semua jenis, seperti tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias. Ia juga dapat ditemukan di hutan, lahan kosong, atau bahkan di lingkungan perkotaan. Selain itu, mereka biasanya memilih tempat yang terlindung, seperti di balik daun atau cabang pohon, atau di antara gulma dan semak belukar. Ia dapat hidup secara tunggal atau berkelompok, tergantung pada jenis dan habitat di mana mereka ditemukan.
Baca Juga | Habitat dan Siklus Hidup Walang Sangit yang Wajib Kamu Ketahui
Dampaknya Pada Lingkungan dan Manusia
Walang Sangit adalah hama yang sering menyerang tanaman pertanian seperti padi, jagung, dan kedelai. Dampak dari serangan hama ini tidak hanya dirasakan oleh para petani, tetapi juga lingkungan sekitar dan manusia.
Pertama-tama, serangan hama dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman pertanian. Hama ini dapat memakan daun dan batang tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan dan produksi hasil panen. Para petani harus menggunakan pestisida untuk mengendalikan populasinya, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar.
Selain itu, penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama dapat mengancam kesehatan manusia. Pestisida dapat meninggalkan residu dan dapat masuk ke dalam sistem makanan manusia melalui produk pertanian yang dihasilkan. Paparan pestisida dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi kulit, mual, pusing, bahkan kanker pada jangka panjang.
Dampak lain dari serangan hama ini adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Serangan hama dapat mengurangi populasi serangga yang bermanfaat untuk ekosistem, seperti lebah dan kupu-kupu. Hilangnya serangga ini dapat mengganggu polinasi tanaman dan mempengaruhi produktivitas pertanian serta ekosistem lainnya.
Untuk itu, perlu ada tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan populasi secara efektif tanpa merusak lingkungan dan mengancam kesehatan manusia. Para petani dapat mempertimbangkan metode-metode pengendalian organik seperti penggunaan predator alami, pengaturan rotasi, dan penggunaan pupuk organik. Dengan begitu, dampak negatif dari serangan hama ini dapat diminimalisir untuk menjaga kesehatan lingkungan dan manusia.
Gejala Serangan Walang Sangit
Gejala serangan hama dapat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan tingkat serangan yang terjadi. Beberapa gejala umum dari serangan ini meliputi munculnya bercak-bercak kuning pada daun, keriput atau pengeringan daun, matinya bagian tanaman, kerusakan buah atau bunga, dan produksi buah atau bunga rendah atau tidak normal.
Ia juga dapat menyebabkan tanaman menjadi stunted atau tumbuh tidak normal, serta menurunkan kualitas hasil panen. Selain itu, keberadaannya juga dapat meninggalkan bau tidak sedap, terutama ketika populasi sudah cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan populasi hama dengan tepat waktu untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.
Baca Juga | Gejala Serangan Walang Sangit: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya
Cara Mengendalikan Serangan Walang Sangit
Terkait dengan cara mengendalikan gejala serangan walang sangit, berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing metode:
- Membuang telur dan nimfa yang terlihat secara manual: Metode ini merupakan cara alami dan aman untuk mengendalikan populasi hama pada tanaman. Telur dan nimfa dapat ditemukan di bawah daun atau pada tangkai daun. Anda dapat memetik telur atau nimfa tersebut dan membuangnya jauh dari tanaman.
- Menggunakan insektisida nabati atau bahan kimia: Metode ini dapat membunuh hama dengan cepat, namun harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada tanaman atau pencemaran lingkungan. Sebelum menggunakan insektisida, pastikan untuk membaca label dan mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar.
- Menggunakan predator alami seperti burung, kecoa, semut atau laba-laba: Metode ini menggunakan predator alami sebagai kontrol biologis untuk mengendalikan populasinya. Predator tersebut dapat diundang dengan menanam tanaman yang menarik bagi mereka atau dengan memberikan tempat bertelur atau berkembang biak bagi predator.
- Menanam tanaman yang dapat menarik serangga predator seperti bunga matahari atau jamur: Metode ini dapat membantu mengurangi populasi hama dengan memanfaatkan serangga predator yang mengonsumsi hama ini. Beberapa tanaman seperti bunga matahari, jamur, atau daun mustard, dikenal dapat menarik predator alami.
- Membersihkan gulma atau sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya: Metode ini membantu mengurangi tempat berkembang biaknya. Pastikan untuk menjaga kebersihan area di sekitar tanaman dan membuang gulma atau sisa-sisa tanaman yang sudah mati.
- Memberikan nutrisi yang cukup pada tanaman, karena ia akan lebih sehat: Metode ini dapat membantu tanaman menjadi lebih kuat dan tahan terhadap serangan hama. Pastikan tanaman mendapatkan nutrisi cukup dengan memberikan pupuk organik atau mineral sesuai kebutuhannya.
Dalam memilih metode yang tepat, penting untuk mempertimbangkan faktor seperti jenis tanaman, tingkat serangan walang sangit, serta keamanan untuk tanaman dan lingkungan sekitarnya.
Baca Juga | Insektisida yang Ampuh untuk Basmi Walang Sangit
Kesimpulan
Dalam artikel ini, Penulis telah membahas secara lengkap mengenai Hama Walang Sangit seperti definisi, jenis, siklus hidup, dan cara mengendalikannya. Walang Sangit adalah salah satu hama tanaman yang sulit dikendalikan dan dapat menyerang berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai hama ini sangat penting bagi petani. Siklus hidupnya terdiri dari empat tahap: telur, nimfa, pupa, dan imago atau dewasa. Ia hidup di berbagai habitat, terutama di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ada berbagai cara untuk mengendalikan serangan hama ini, seperti penggunaan insektisida alami, penanaman varietas yang tahan hama, dan praktik pertanian terpadu. Semoga bermanfaat!
FAQs
Apakah Hama ini hanya menyerang padi atau ada jenis tanaman lain yang juga rentan terhadap serangan hama ini?
Walang Sangit biasanya menyerang padi, namun ada beberapa jenis lain yang juga rentan terhadap serangan hama ini, seperti tebu, jagung, sorgum, tanaman liar seperti rumput dan gulma.
Apa saja tanda-tanda serangan Walang Sangit?
Tanda-tanda serangan hama Walang Sangit antara lain:
- Daun tanaman terlihat keriting atau bergelombang
- Terdapat lubang-lubang kecil pada daun yang menjadi tempat bagi hama ini
- Daun atau batang tanaman berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan
- Tanaman tidak tumbuh dengan sehat atau mati secara perlahan-lahan
Apakah ada cara alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasinya?
Ada beberapa cara alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama ini, antara lain:
- Menggunakan jebakan feromon untuk menangkap dan membunuh hama dewasa
- Menggunakan serangga predator seperti belalang hijau atau laba-laba
- Menanam tanaman yang dapat menarik serangga pemangsa seperti bunga marigold atau lavender
- Menggunakan insektisida alami seperti neem oil atau sabun cuci yang dicampur dengan air dan disemprotkan pada bagian terinfeksi.
Posting Komentar