Cara Ternak Kambing Pemula: Panduan Langkah Demi Langkah

Table of Contents

Cara Ternak Kambing Pemula

Cara ternak kambing pemula - Dalam beberapa tahun terakhir, beternak kambing makin dilirik oleh peternak pemula di Indonesia. Alasannya cukup jelas yaitu kambing relatif mudah dipelihara, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan pasarnya luas baik itu untuk daging, susu, maupun bibit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, populasi kambing di Indonesia pada 2024 mencapai lebih dari 15,7 juta ekor, menunjukkan bahwa komoditas ini masih sangat potensial untuk digarap.

Namun, di balik peluang tersebut, membangun usaha peternakan kambing tidak bisa asal jalan. Banyak pemula gagal bukan karena modal yang kecil, tetapi karena tidak memiliki konsep yang matang. Artikel ini akan mengulas langkah demi langkah cara ternak kambing untuk pemula mulai dari perencanaan, pembuatan kandang, persiapan pakan, pemilihan jenis kambing, hingga strategi pemasaran hasil ternak.

Membangun Konsep Awal Peternakan

Sebelum membeli kambing, langkah pertama yang sering dilupakan adalah menyusun konsep peternakan. Konsep ini ibarat peta jalan yang menentukan ke mana usaha akan dibawa. Tanpa arah yang jelas, usaha bisa berhenti di tengah jalan.

  1. Menentukan Tujuan Peternakan: Sebelum memulai, peternak perlu menetapkan tujuan yang jelas untuk peternakannya. Apakah tujuan utamanya adalah memproduksi daging kambing, susu kambing, atau keduanya? Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu dalam merancang strategi dan mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan peternakan.
  2. Memilih Jenis Kambing yang Cocok: Ada berbagai jenis kambing yang dapat dipelihara, masing-masing dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Peternak perlu memilih jenis kambing yang cocok dengan tujuan dan kondisi lingkungan peternakan mereka. Misalnya, beberapa jenis kambing lebih cocok untuk penggemukan, sementara yang lainnya lebih cocok untuk produksi susu.
  3. Menentukan Skala Usaha: Setiap peternak memiliki kapasitas dan sumber daya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk menentukan skala usaha yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan peternakan. Apakah peternakan akan menjadi usaha kecil, menengah, atau besar? Pemilihan skala usaha akan mempengaruhi berbagai aspek, termasuk jumlah ternak yang dipelihara, infrastruktur peternakan, dan pasar yang dituju.
  4. Merencanakan Manajemen Ternak: Konsep peternakan juga mencakup merencanakan manajemen ternak yang efektif. Ini termasuk perawatan kesehatan, nutrisi, pembiakan, dan pengendalian penyakit. Peternak perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan nutrisi kambing, jadwal vaksinasi, dan tindakan pencegahan lainnya untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan ternak.
  5. Pengelolaan Keuangan dan Pemasaran: Aspek lain dari konsep peternakan adalah pengelolaan keuangan dan pemasaran. Peternak perlu merencanakan anggaran yang tepat untuk investasi awal, biaya operasional, dan cadangan darurat. Selain itu, mereka juga perlu mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan produk-produk peternakan mereka kepada konsumen.
  6. Mengidentifikasi Risiko dan Peluang: Sebagai bagian dari konsep peternakan, peternak juga perlu mengidentifikasi risiko dan peluang yang mungkin terjadi dalam operasi peternakan mereka. Ini termasuk risiko seperti kekurangan pakan, penyakit ternak, fluktuasi harga pasar, serta peluang seperti inovasi produk, kemitraan bisnis, dan akses ke pasar yang berkembang.

Pembuatan Kandang

Dalam pembuatan kandang untuk beternak kambing, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, termasuk ukuran kandang, jenis bahan bangunan yang digunakan, dan jumlah ternak yang akan ditempatkan.

  1. Ukuran Kandang: Dimensi kandang sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan ternak. Untuk kandang breeding, ukuran standar adalah 100 centimeter persegi lebar dengan panjang sekitar 125 centimeter, ditambah ruang tambahan ke belakang sekitar 180 centimeter. Sedangkan untuk kandang fattening (penggemukan), maka ukurannya lebih kecil sekitar 50 x 100 centimeter dengan ruang tambahan ke belakang sekitar 100 centimeter.
  2. Bahan Bangunan: Pemilihan bahan yang tepat penting untuk kekokohan dan kebersihan kandang. Bahan-bahan seperti kayu, bambu, baja ringan, atau beton dapat digunakan. Kayu dan bambu cocok untuk kandang sementara, sedangkan baja ringan atau beton lebih tahan lama untuk kandang permanen.
  3. Jumlah Populasi: Jumlah ternak yang dapat ditampung dalam kandang tergantung pada ukuran dan jenis kandang. Untuk kandang breeding berukuran 180x125 meter, biasanya dapat menampung sekitar 20 hingga 30 ekor kambing dewasa. Namun, perlu diingat bahwa kepadatan ternak yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas ternak.

Persiapan Pakan

Persiapan pakan merupakan salah satu aspek penting dalam beternak kambing. Untuk memastikan pertumbuhan dan kesehatan yang optimal bagi ternak, peternak perlu memperhatikan beberapa hal terkait persiapan pakan:

  1. Kebutuhan Nutrisi: Penting bagi peternak untuk memahami kebutuhan nutrisi kambing. Ini termasuk jenis dan jumlah protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Dengan memahami kebutuhan nutrisi, peternak dapat merancang diet yang sesuai dan seimbang untuk ternak mereka.
  2. Sumber Pakan: Ada berbagai sumber pakan yang dapat digunakan untuk kambing, termasuk rumput, hijauan, jerami, limbah pertanian, daun singkong, dan limbah dapur. Peternak perlu mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas sumber pakan yang ada di sekitar mereka, serta memastikan bahwa pakan yang dipilih memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
  3. Pengelolaan Persediaan Pakan: Penting bagi peternak untuk mengelola persediaan pakan dengan efisien. Ini termasuk perencanaan dan pemantauan persediaan, pemilihan dan penyimpanan pakan yang tepat, serta pengaturan jadwal pemberian pakan yang konsisten. Dengan mengelola persediaan pakan dengan baik, peternak dapat menghindari kekurangan pakan dan memastikan bahwa ternak mereka mendapatkan nutrisi yang cukup setiap hari.
  4. Pemrosesan Pakan: Beberapa jenis pakan mungkin perlu diproses sebelum diberikan kepada ternak. Misalnya, jerami dapat dihancurkan atau dipecah menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah dicerna oleh kambing. Proses fermentasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan daya cerna pakan, serta mengurangi potensi kontaminasi oleh mikroorganisme patogen.

Pemilihan Jenis Kambing 

Pemilihan jenis kambing merupakan langkah awal yang sangat penting bagi peternak pemula. Setiap jenis kambing memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga memilih jenis yang tepat akan sangat memengaruhi kesuksesan peternakan.

  1. Kambing Kacang: Kambing Kacang adalah salah satu jenis kambing lokal yang paling populer di Indonesia. Kambing ini memiliki ukuran tubuh yang kecil hingga sedang, serta memiliki adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan di Indonesia. Keunggulan lainnya adalah kecerdasan dan ketahanannya yang tinggi terhadap penyakit, menjadikannya pilihan yang baik untuk peternak pemula.
  2. Kambing Etawa: Kambing Etawa berasal dari daerah Jawa Timur dan dikenal karena produktivitas susunya yang tinggi. Meskipun biasanya digunakan untuk program ternak susu, kambing ini juga memiliki potensi yang baik untuk produksi daging. Peternak pemula yang tertarik dengan usaha ternak susu bisa mempertimbangkan kambing ini.
  3. Kambing Jawarandu: Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang dengan kambing Etawa. Kambing ini memiliki keunggulan kombinasi dari kedua jenis tersebut, seperti adaptasi yang baik terhadap lingkungan lokal Indonesia serta potensi produktivitas yang baik baik untuk daging maupun susu.
  4. Kambing Boer: Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan dikenal karena ukuran tubuhnya yang besar serta produktivitas daging yang tinggi. Meskipun membutuhkan perawatan yang lebih intensif, kambing ini menawarkan potensi keuntungan yang tinggi bagi peternak yang mampu mengelolanya dengan baik.
  5. Kambing Saanen: Kambing Saanen berasal dari Swiss dan terkenal dengan produksi susunya yang tinggi. Kambing ini biasanya dipelihara di daerah dengan iklim yang sejuk, namun beberapa peternak di Indonesia juga telah berhasil mengadaptasinya dengan sukses. Bagi peternak pemula yang memiliki akses terhadap pasar susu yang baik, kambing Saanen bisa menjadi pilihan yang menarik.

Pemberian Pakan

Mengatur jadwal dan jenis pakan adalah inti dari keberhasilan beternak kambing. Banyak pemula mengira kambing bisa makan apa saja, padahal tidak semua hijauan cocok dan aman. Rutinitas pemberian pakan yang terukur akan menjaga kesehatan kambing sekaligus menekan biaya operasional.

Frekuensi dan Waktu

Kambing termasuk hewan ruminansia yang punya kebiasaan merumput lama jika di alam bebas. Dalam sistem kandang, kebiasaan ini digantikan dengan pemberian pakan teratur. Idealnya, pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pagi pukul 8–9 dan sore pukul 15–16. Jadwal tetap membuat kambing terbiasa, sehingga pencernaan lebih stabil.

Beberapa peternak menambahkan sedikit pakan malam, terutama untuk kambing penggemukan. Pakan malam berupa hijauan kering atau silase bisa membantu menaikkan bobot badan lebih cepat.

Kombinasi Pakan

Menu utama tetap rumput dan daun-daunan, misalnya rumput gajah, daun lamtoro, atau daun singkong. Namun, jangan hanya mengandalkan satu jenis tanaman karena kandungan gizinya bisa timpang.

Tambahan pakan ternak kambing bisa diberikan dengan jenis beragam seperti ampas tahu kaya protein, bekatul sebagai sumber energi, dan singkong cacah untuk karbohidrat bisa membuat ransum lebih seimbang. Jika musim kemarau membuat hijauan sulit, pakan kering atau silase menjadi cadangan penting.

Air Minum

Meski sering dianggap sepele, air minum adalah kebutuhan vital. Seekor kambing dewasa bisa menghabiskan 2–5 liter air per hari, tergantung jenis pakan dan cuaca. Jika air tidak cukup atau kualitasnya buruk, kambing bisa dehidrasi, pencernaan terganggu, bahkan menurunkan produksi susu. Sediakan wadah khusus yang selalu bersih, dan ganti air minimal dua kali sehari.

Pemasaran Hasil Ternak

Setelah melakukan usaha beternak, langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah memasarkan hasil ternak. Pemasaran ini bertujuan untuk menjual produk-produk hasil ternak seperti daging, susu, atau bibit ternak kepada konsumen. Berikut beberapa strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan oleh peternak:

  1. Penjualan Langsung: Peternak dapat menjual hasil ternaknya secara langsung kepada konsumen. Ini bisa dilakukan melalui penjualan langsung di peternakan, pasar tradisional, atau melalui sistem pemesanan online. Dengan cara ini, peternak dapat memperoleh keuntungan langsung tanpa melalui perantara.
  2. Kemitraan dengan Pihak Restoran: Peternak dapat menjalin kemitraan dengan pihak restoran untuk memasarkan produk ternaknya. Ini dapat meningkatkan akses pasar serta meningkatkan nilai tambah produk.
  3. Pemasaran Melalui Media Sosial: Dengan perkembangan teknologi, pemasaran melalui media sosial menjadi semakin populer. Peternak dapat memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, atau situs web untuk mempromosikan produk ternaknya kepada konsumen potensial.
  4. Program Langganan: Mengembangkan program langganan bagi konsumen yang berminat dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif. Dengan cara ini, konsumen dapat berlangganan untuk menerima produk ternak secara teratur, sehingga memudahkan peternak dalam perencanaan produksi dan pendapatan.

Tips Menghindari Kegagalan dalam Beternak Kambing

Banyak peternak pemula menyerah di tengah jalan. Berikut beberapa kesalahan umum dan cara menghindarinya:

  1. Terlalu cepat memperbanyak populasi: Baru belajar, langsung memelihara puluhan ekor. Akibatnya manajemen berantakan. Mulailah dari kecil.
  2. Mengabaikan kesehatan kambing: Tidak vaksin, tidak obat cacing, atau kandang jarang dibersihkan. Padahal kambing bisa cepat tertular penyakit.
  3. Tidak menghitung biaya dengan cermat: Modal habis untuk beli bibit, tapi lupa biaya pakan dan obat. Selalu sisihkan dana darurat.
  4. Pasar tidak jelas: Kambing sudah siap jual, tapi bingung mencari pembeli. Seharusnya pasar dipetakan sejak awal.

Kesimpulan

Beternak kambing bukan hanya soal memberi makan dan menunggu panen. Dibutuhkan perencanaan matang, kesabaran, serta disiplin. Dari pemilihan jenis kambing, pembuatan kandang, persiapan pakan, hingga strategi pemasaran.

Bagi pemula, memulai dengan langkah kecil adalah pilihan bijak. Belajar dari pengalaman, mencatat setiap proses, dan terus mencari ilmu akan menentukan keberhasilan jangka panjang.

Indonesia dengan konsumsi daging kambing yang stabil dan tren produk susu kambing yang meningkat memberikan peluang besar. Yang dibutuhkan hanyalah peternak yang serius dan mau belajar. Jadi, jika Anda berencana memulai ternak kambing, jangan ragu mulailah dari sekarang dengan strategi yang tepat. 

Demikianlah artikel tentang cara ternak kambing pemula ini, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Berapa Lama kambing bisa di panen?

Umumnya, kambing dapat dipanen untuk daging pada usia sekitar 6 hingga 12 bulan tergantung pada jenisnya dan tujuan peternakan. Beberapa jenis kambing, seperti Kambing Boer, dapat dipanen lebih cepat karena pertumbuhan yang cepat.

Berapa modal usaha ternak kambing untuk pemula?

Modal usaha ternak kambing bisa bervariasi tergantung pada skala usaha, jenis kambing yang dipilih, infrastruktur kandang, dan biaya operasional lainnya. Namun, untuk peternakan kambing skala kecil, modal awal biasanya berkisar antara 5 hingga 8 juta rupiah.

Berapa kali kambing melahirkan dalam 1 tahun?

Kambing biasanya memiliki siklus reproduksi setahun sekali, dengan masa kehamilan sekitar 5 bulan. Oleh karena itu, kambing biasanya melahirkan satu kali dalam setahun.

Apa keuntungan beternak kambing?

Beternak kambing memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah dapat menghasilkan daging dan susu yang merupakan sumber protein hewani, serta kotorannya yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Selain itu, kambing juga memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan dari penjualan hasil ternaknya.

Berapa bulan proses penggemukan kambing?

Proses penggemukan kambing biasanya memakan waktu sekitar 3 hingga 6 bulan tergantung pada jenis kambing, metode pemberian pakan, dan kondisi lingkungan. Proses penggemukan bertujuan untuk meningkatkan berat badan dan kualitas daging kambing sebelum dipanen.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar