Kapan Walang Sangit Biasanya Menyerang dan Cara Efektif Mengatasinya
Serangan Walang Sangit - Bayangkan, Kamu adalah seorang petani yang tengah menikmati hijau suburnya ladang padi yang hampir panen. Namun, ketenangan ini tiba-tiba terusik oleh kehadiran walang sangit, hama kecil yang dapat menyebabkan kerusakan besar.
Setiap tahunnya, tanpa diduga, walang sangit muncul dan mengancam hasil kerja kerasmu. Kapan sebenarnya walang sangit biasanya menyerang? Apakah ada cara untuk memprediksi kehadiran mereka dan melindungi tanaman budidayamu?
Memahami kapan walang sangit biasanya menyerang adalah kunci untuk menjaga produktivitas dan kesehatan tanaman. Melalui artikel ini, Penulis akan menggali lebih dalam tentang musim dan kondisi yang mendukung serangan walang sangit. Selain itu, kami juga akan memberikan tips dan trik yang telah terbukti efektif untuk mencegah dan mengendalikan hama satu ini.
Apa Itu Walang Sangit?
Walang sangit merupakan hama serangga pengisap cairan tanaman yang sering menjadi momok bagi petani, terutama di lahan padi. Serangga ini dikenal dengan bau menyengat yang dikeluarkannya saat merasa terganggu dan inilah asal nama “sangit”, yang berarti bau tidak sedap.
Secara fisik, walang sangit memiliki tubuh pipih memanjang berwarna cokelat keabu-abuan dengan panjang sekitar 1–2 sentimeter. Bagian mulutnya berbentuk seperti jarum (stylet) yang digunakan untuk mengisap cairan bulir padi atau bagian tanaman lain.
Habitat favorit walang sangit adalah area persawahan atau lahan dengan tanaman biji-bijian dan sayuran, terutama menjelang masa pembungaan hingga panen. Pada fase ini, mereka aktif mencari sumber makanan dari bulir muda yang masih lunak.
Ciri-ciri Fisik dan Habitatnya
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) merupakan salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia dan negara tropis Asia Tenggara. Serangga ini dikenal dengan bau khas yang menyengat serta kemampuannya menyerang bulir padi yang masih muda.
Secara umum, ciri fisik walang sangit dapat dikenali dari beberapa hal berikut:
- Ukuran tubuh: sekitar 15–20 mm, ramping dan memanjang.
- Warna tubuh: hijau kecokelatan hingga kuning kehijauan, membantu kamuflase di antara tanaman.
- Antena: terdiri dari empat segmen, berfungsi untuk mengenali lingkungan dan mencari makanan.
- Bau khas: dikeluarkan dari kelenjar di bagian dada saat merasa terancam, sebagai pertahanan diri dari predator.
Selain ciri fisik, memahami habitat alami walang sangit juga penting untuk mengendalikan populasinya.
Mereka biasanya hidup di:
- Area persawahan terutama saat fase pembungaan hingga pengisian bulir padi.
- Tanaman inang lain seperti jagung, kedelai, kacang panjang, dan beberapa jenis sayuran.
- Lingkungan lembap seperti tepi sungai, rawa, atau semak-semak di sekitar lahan pertanian.
- Waktu aktif: pagi dan sore hari, sedangkan pada siang terik atau malam dingin mereka bersembunyi di bawah daun atau jerami.
Habitat yang hangat dan lembap membuat walang sangit berkembang biak cepat, sehingga sulit dikendalikan tanpa pemahaman yang baik tentang perilaku dan siklus hidupnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Tanaman yang Sering Diserang oleh Walang Sangit
Walang sangit termasuk hama polifag, artinya mereka bisa menyerang berbagai jenis tanaman tanpa pilih-pilih. Namun, mereka punya kecenderungan tertentu terhadap tanaman yang memiliki biji muda atau buah berair dengan kadar nutrisi tinggi.
Bagi petani, memahami tanaman yang rentan diserang menjadi langkah penting agar bisa melakukan pencegahan lebih dini.
Berikut tanaman yang paling sering menjadi sasaran walang sangit:
1. Padi
Tanaman padi menjadi target utama walang sangit di lahan pertanian.
- Bagian yang diserang: bulir padi muda yang masih berisi cairan.
- Cara serang: walang sangit menghisap cairan bulir menggunakan mulut seperti jarum.
- Dampak: butir padi menjadi kosong, berkerut, atau menghitam, gejala ini dikenal dengan istilah black kernel atau bust grain.
Serangan pada masa pengisian bulir bisa menurunkan hasil panen hingga puluhan persen jika tidak segera ditangani.
2. Jagung
Selain padi, jagung juga sering menjadi korban.
- Fase rentan: saat biji jagung masih muda dan lunak.
- Dampak: biji menjadi kempis, tidak bernas, dan berat tongkol menurun.
Petani sering mengeluhkan hasil panen yang ringan meski jumlah tongkol banyak — hal ini bisa menjadi tanda adanya serangan walang sangit.
3. Kacang-Kacangan
Hama ini juga menyerang berbagai tanaman polong seperti kacang hijau, kacang panjang, dan kedelai.
- Bagian yang diserang: polong muda dan biji di dalamnya.
- Akibatnya: biji tidak berkembang sempurna atau mengering sebelum matang.
Selain mengurangi jumlah panen, kualitas biji pun menurun, membuat harga jual jadi tidak kompetitif.
4. Sayuran Buah (Tomat, Cabai, Terong)
Walang sangit juga ditemukan di lahan sayuran, terutama pada tomat, cabai, dan terong.
- Sasaran utama: buah muda dengan kandungan air tinggi.
- Dampak: buah menjadi cacat, bengkok, atau berhenti tumbuh.
Serangan ini sangat merugikan petani hortikultura, karena buah yang rusak sulit dijual di pasar segar.
Baca Juga:
Kapan Walang Sangit Biasanya Menyerang
Serangan walang sangit umumnya muncul pada fase penting pertumbuhan tanaman, khususnya saat padi atau jagung mulai memasuki masa berbunga hingga pengisian biji. Inilah periode di mana tanaman menghasilkan cairan dan nutrisi tinggi, yang menjadi sumber makanan utama bagi hama pengisap ini.
Pada tanaman padi, walang sangit paling aktif menyerang ketika bulir mulai terisi yang dikenal sebagai fase “masak susu”.
Cairan dari biji muda yang masih lunak dihisap menggunakan mulut berbentuk jarum (stylus), menyebabkan butir padi menjadi kosong, hitam, atau dikenal dengan gejala empty grain.
Kondisi ini sering menurunkan hasil panen secara signifikan, terutama bila serangan terjadi serempak di satu hamparan sawah.
Hama ini lebih aktif pada pagi dan sore hari, ketika suhu udara lebih sejuk dan lembap. Saat siang hari yang panas, aktivitas walang sangit cenderung menurun karena mereka mencari tempat berlindung di bawah daun atau gulma di sekitar lahan.
Selain faktor waktu, pola tanam yang tidak serempak juga menjadi penyebab meningkatnya populasi walang sangit. Ketika sebagian sawah sudah panen sementara yang lain masih dalam fase pengisian biji, hama akan berpindah ke lahan yang masih “siap santap”.
Karena itu, penanaman serempak antarpetani dalam satu kawasan sangat dianjurkan untuk menekan risiko serangan.
Tak hanya pada padi, pola serangan serupa juga dapat terjadi pada jagung muda atau kacang-kacangan yang sedang berisi. Mereka tertarik pada tanaman dengan biji yang masih mengandung banyak cairan dan nutrisi.
Secara umum, serangan walang sangit paling sering terjadi pada tanaman berumur 50–80 hari setelah tanam, tergantung jenis varietas dan kondisi lingkungan. Populasinya meningkat pesat saat musim kemarau basah atau saat kondisi sawah lembap dengan banyak rerumputan di sekitarnya.
Cara Mengatasinya
Mengendalikan walang sangit tidak cukup hanya dengan pestisida. Petani perlu menggabungkan beberapa cara agar hasilnya efektif dan ramah lingkungan.
1. Bersihkan area sekitar sawah
Walang sangit sering bersembunyi di rumput liar atau jerami sisa panen. Bersihkan lahan dan benamkan jerami setelah panen untuk memutus siklus hidupnya.
2. Manfaatkan musuh alami
Tanam refugia seperti kenikir, bunga matahari, atau kembang kertas di pinggir sawah. Tanaman ini menarik predator alami seperti laba-laba dan kepik pemangsa telur walang sangit.
3. Gunakan pestisida secara bijak
Jika populasi hama tinggi (lebih dari 2 ekor/m²), gunakan pestisida berbahan aktif deltametrin atau fipronil. Lakukan penyemprotan pagi atau sore hari, dan hindari pemakaian berlebihan.
4. Tanam serempak dan rotasi tanaman
Penanaman serempak membantu memutus rantai makanan walang sangit. Lakukan juga rotasi tanaman agar hama tidak sempat berkembang biak.
Dengan langkah sederhana dan teratur ini, petani bisa menekan serangan walang sangit tanpa merusak keseimbangan alam.
Kesimpulan
Mengetahui kapan walang sangit biasanya menyerang sangat penting bagi petani untuk mengambil langkah-langkah preventif yang tepat. Dengan memahami pola serangan walang sangit, petani dapat merencanakan strategi budidaya yang lebih efektif dan mengurangi risiko kerugian akibat serangan hama ini.
Langkah-langkah preventif seperti rotasi tanaman, penggunaan tanaman pengusir, dan pengendalian secara terpadu dapat sangat membantu dalam menjaga keberlanjutan pertanian. Dengan demikian, pengetahuan tentang waktu serangan walang sangit bukan hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mendukung praktik pertanian yang ramah lingkungan.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Kapan musim serangan walang sangit paling parah?
Musim serangan walang sangit bisa bervariasi tergantung pada daerah dan jenis tanaman. Secara umum, serangan paling parah dapat terjadi saat musim hujan atau ketika kondisi lingkungan sangat mendukung perkembangan populasinya.
Apakah semua jenis tanaman rentan terhadap walang sangit?
Ya, hama ini dapat menyerang berbagai jenis tanaman, terutama tanaman pangan dan hortikultura seperti padi, jagung, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. Namun, tingkat kerentanannya bisa berbeda-beda antara satu jenis tanaman dengan yang lain.
Bagaimana cara paling efektif mengusir walang sangit tanpa bahan kimia?
Ada beberapa cara efektif untuk mengusirnya secara alami, seperti penggunaan tanaman pengusir seperti serai, bunga marigold, atau daun mint. Selain itu, penggunaan predator alami seperti burung pemakan serangga atau serangga penguntit juga dapat membantu mengendalikan populasi walang sangit tanpa harus menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
.webp)
Posting Komentar