Cara Memilih Benih Jagung yang Bermutu, Berkualitas, dan Unggul

Table of Contents

Cara Memilih Benih Jagung yang Bermutu, Berkualitas, dan Unggul

Cara memilih benih jagung bermutu - Dalam dunia pertanian modern, keberhasilan panen tak hanya ditentukan oleh pupuk atau cuaca. Faktor pertama dan paling mendasar justru terletak pada pemilihan benih yang tepat.

Untuk komoditas penting seperti jagung yang menjadi sumber karbohidrat kedua setelah beras, mutu benih bisa menentukan nasib hasil panen hingga 60%.

Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan, 2023), produksi jagung nasional mencapai lebih dari 24 juta ton per tahun, dan permintaan terus meningkat seiring kebutuhan pakan ternak serta industri makanan. Namun, produktivitas yang tinggi hanya dapat dicapai jika petani memahami satu hal penting: tidak semua benih jagung diciptakan sama.

Lantas, bagaimana cara membedakan benih yang unggul dari yang biasa saja? Nah, pada artikel kali ini, Penulis akan mengulas secara mendalam tips memilih benih jagung bermutu, berkualitas, dan unggul, lengkap dengan konteks ilmiah dan pandangan praktis bagi petani maupun pelaku agribisnis.

Sertifikasi Benih

Langkah pertama yang sering diabaikan oleh petani adalah memeriksa sertifikat benih. Padahal, sertifikat bukan sekadar kertas formalitas, tapi ia menjadi jaminan mutu dan keaslian varietas.

Di Indonesia, lembaga resmi yang berwenang mengeluarkan sertifikat adalah Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Benih jagung yang telah lulus uji biasanya memiliki label berwarna biru bertuliskan Benih Bina atau Benih Sebar.

Menurut pedoman Peraturan Menteri Pertanian No. 37 Tahun 2011, label biru menunjukkan bahwa benih tersebut sudah melewati serangkaian uji laboratorium meliputi:

  1. Uji daya kecambah
  2. Uji kemurnian genetik
  3. Uji kadar air dan kelembapan
  4. Uji kesehatan benih (seed health test)

Benih tanpa label resmi sering kali berasal dari sumber tidak jelas. Akibatnya, hasil panen bisa tidak seragam, rentan penyakit, bahkan gagal tumbuh.

Jadi, sebelum membeli, pastikan kemasan benih mencantumkan nomor sertifikat BPSB dan nama produsen yang kredibel.

Kebersihan Benih

Benih jagung berkualitas tinggi ditandai dengan kemurnian fisik dan bebas kontaminasi. Artinya, tidak ada campuran biji tanaman lain, kotoran, atau sisa gulma dalam kemasan.

Benih yang kotor menunjukkan proses produksi dan penyortiran yang kurang baik. Selain mengganggu pertumbuhan, biji gulma yang ikut tertanam bisa menjadi sumber kompetisi nutrisi di lahan. Hal ini menurunkan efisiensi pupuk dan hasil panen.

Standar kemurnian fisik benih jagung yang baik, berdasarkan SNI 01-6234-2000, adalah minimal 98%. Jadi, jika dalam 100 gram benih terdapat biji asing atau partikel kotoran lebih dari 2%, maka benih tersebut sebaiknya dihindari.

Tingkat Kekeringan Benih

Banyak petani tidak sadar bahwa kadar air dalam benih sangat berpengaruh terhadap umur simpan dan daya tumbuh. Idealnya, kadar air benih jagung berada pada kisaran 10–12%.

Benih yang terlalu lembap mudah berjamur dan membusuk, terutama jika disimpan lebih dari dua minggu sebelum tanam.

Sebaliknya, benih yang terlalu kering (di bawah 9%) berisiko kehilangan viabilitas karena jaringan dalam bijinya retak.

Menurut hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal, 2020), benih jagung dengan kadar air stabil 11% memiliki daya kecambah hingga 96% setelah tiga bulan penyimpanan. Sementara itu, benih dengan kadar air 14% hanya bertahan sekitar 75% daya tumbuhnya. 

Tanda fisik benih yang kering dan baik bisa dikenali dari warna yang mengkilap, tekstur keras saat ditekan, dan tidak menempel satu sama lain di dalam kemasan.

Ukuran dan Kondisi Fisik

Dalam budidaya jagung modern, keseragaman adalah kata kunci. Benih yang berukuran sama akan tumbuh secara serempak, memudahkan pemeliharaan dan panen.

Benih yang terlalu kecil menandakan proses pengisian biji tidak sempurna, sedangkan benih yang pecah atau retak berpotensi gagal tumbuh. Idealnya, benih jagung memiliki ukuran seragam antara 7–10 mm tergantung varietasnya.

Para ahli dari IPB University menjelaskan bahwa tingkat keberhasilan tumbuh jagung di lapangan bisa meningkat hingga 15% bila petani menggunakan benih berukuran seragam, karena penyerapan air saat perkecambahan menjadi lebih konsisten.

Kualitas Isian Benih

Ciri klasik benih bermutu adalah padat dan berisi penuh. Benih yang hampa atau kopong cenderung ringan, bisa dikenali saat dipegang atau dikocok yang biasanya terdengar “kosong.”

Benih yang bernas memiliki embrio sempurna dan cadangan makanan (endosperma) yang cukup. Cadangan ini penting untuk mendukung fase awal perkecambahan, terutama pada lahan dengan kondisi lembap atau kekurangan cahaya matahari.

Petani disarankan melakukan uji sederhana sebelum menanam  jagung yaitu merendam benih dalam air bersih selama 10 menit. Benih yang mengapung biasanya kopong atau mati, sedangkan yang tenggelam menunjukkan viabilitas tinggi.

Keseragaman Bentuk

Bentuk biji jagung bergantung pada varietasnya, ada yang bulat, ada yang pipih. Namun yang penting, semua benih dalam satu kemasan harus seragam bentuknya. Jika bentuknya campur (ada bulat, ada pipih), kemungkinan besar benih berasal dari hasil campuran varietas berbeda.

Keseragaman bentuk menunjukkan bahwa benih tersebut dihasilkan melalui proses pemuliaan dan sortasi mekanik yang baik. Benih seperti ini cenderung memiliki performansi pertumbuhan yang seragam, baik dari tinggi tanaman, waktu berbunga, hingga masa panen.

Dalam konteks komersial, seragamnya tanaman juga memudahkan penggunaan alat panen mekanis, yang kini mulai banyak digunakan di daerah sentra jagung seperti Gorontalo, NTB, dan Lampung.

Masa Kedaluwarsa

Benih, meski tampak kering dan keras, tetaplah makhluk hidup dalam kondisi dorman. Ia punya “umur” yang terbatas. Karena itu, penting untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa atau masa edar yang tertera pada kemasan. Benih jagung idealnya digunakan maksimal 12 bulan setelah proses pengemasan. 

Setelah itu, daya kecambahnya bisa menurun drastis hingga 40%. Khusus untuk petani yang membeli benih dalam jumlah besar, simpanlah di tempat kering dengan suhu 15–20°C untuk memperpanjang umur simpan.

Uji Daya Kecambah

Standar internasional (ISTA, 2019) menetapkan bahwa benih jagung layak edar jika memiliki daya kecambah minimal 80%. Namun untuk hasil optimal, pilihlah benih dengan daya kecambah di atas 90%.

Cara mengetesnya mudah dan bisa dilakukan di rumah:

  1. Ambil 100 butir benih.
  2. Letakkan di antara dua lapis kain basah atau tisu lembap.
  3. Diamkan selama 4–5 hari di tempat teduh.
  4. Hitung berapa butir yang berkecambah sempurna.

Jika hasilnya kurang dari 80, sebaiknya benih tersebut tidak digunakan. Daya kecambah tinggi menjadi indikator vitalitas embrio dan ketahanan genetik yang baik.

Baca Juga:
Mengapa di Indonesia Cocok untuk Menanam Jagung

Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit

Salah satu momok utama bagi petani jagung di Indonesia adalah penyakit bulai (downy mildew) yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis. Serangan bulai dapat menyebabkan gagal panen hingga 70%.

Oleh karena itu, benih unggul biasanya sudah diberi perlakuan fungisida atau insektisida (seed treatment) sebelum dikemas. Tujuannya adalah melindungi benih dari patogen selama masa awal perkecambahan.

Selain itu, banyak varietas jagung unggul baru seperti Bima 20 URI, Pioneer 32, dan NK Perkasa yang memiliki ketahanan genetik terhadap penyakit utama seperti karat daun, hawar, dan busuk tongkol.

Petani dapat menyesuaikan pilihan varietas sesuai kondisi agroklimat dan riwayat penyakit di daerahnya.

Produktivitas dan Preferensi Pasar

Benih unggul tidak hanya soal tumbuh cepat, tapi juga soal hasil yang disukai pasar. Faktor warna biji, ukuran tongkol, rasa, dan daya simpan menjadi pertimbangan penting bagi petani komersial.

Contohnya, varietas jagung hibrida Pioneer P35 dikenal memiliki hasil tinggi dengan warna biji oranye cerah yang menjadi favorit bagi industri pakan.

Sementara varietas lokal seperti Lamuru dan Sukmaraga lebih disukai petani kecil karena adaptif di lahan kering.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2024), varietas hibrida kini menguasai lebih dari 70% luas tanam jagung nasional, membuktikan bahwa petani semakin sadar akan pentingnya benih unggul dalam mendongkrak hasil.

Penampilan Fisik

Terakhir namun tak kalah penting adalah memperhatikan tampilan fisik benih. Benih yang baik memiliki permukaan bersih, warna cerah, dan tidak berjamur. Warna kusam, noda hitam, atau bau apek adalah tanda kontaminasi mikroba.

Jika memungkinkan, belilah benih dari toko resmi yang menyimpan produk di tempat bersuhu stabil dan kering. Hindari membeli dari tempat terbuka atau kemasan yang sudah rusak, karena kelembapan udara bisa merusak kualitas benih tanpa disadari.

Mengapa Petani Masih Sering Gagal Memilih Benih yang Tepat?

Meski panduan teknis sudah banyak tersedia, masih banyak petani kecil yang memilih benih berdasarkan harga murah atau rekomendasi sesama petani, bukan pada sertifikasi dan data performa.

Faktor lain adalah minimnya sosialisasi dari produsen atau lembaga penyuluh. Padahal, investasi pada benih unggul sering kali lebih hemat jangka panjang, karena hasil panen yang meningkat bisa menutupi biaya awal dengan cepat.

Menurut simulasi ekonomi dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP, 2022), penggunaan benih bersertifikat mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 25–35% dibanding benih lokal tanpa label.

Kesimpulan

Memilih benih jagung yang bermutu bukan sekadar urusan teknis, ini adalah langkah strategis menuju kemandirian pangan nasional.

Dengan memahami karakter benih, petani bisa mengoptimalkan hasil tanam, mengurangi risiko gagal panen, dan memastikan kualitas jagung yang dihasilkan memenuhi kebutuhan industri maupun konsumsi rumah tangga.

Di tengah tantangan iklim yang tak menentu, benih unggul adalah investasi jangka panjang. Ia menjadi pondasi utama dalam membangun sistem pertanian yang produktif, berkelanjutan, dan menguntungkan.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa bedanya benih bersertifikat dan benih biasa?

Benih bersertifikat telah melalui uji laboratorium resmi dan memiliki label BPSB yang menjamin mutu genetik, fisiologis, dan kebersihan fisik. Benih biasa belum tentu teruji secara ilmiah.

2. Apakah semua benih hibrida pasti unggul?

Tidak selalu. Benih hibrida unggul jika ditanam di kondisi lingkungan yang sesuai. Faktor tanah, iklim, dan manajemen lahan tetap berperan besar terhadap hasil akhir.

3. Berapa lama umur simpan benih jagung sebelum ditanam?

Idealnya 6–12 bulan setelah dikemas, dengan penyimpanan di tempat kering dan suhu rendah. Lebih dari itu, daya kecambah akan menurun drastis.

4. Bagaimana cara sederhana mengecek benih masih hidup atau tidak?

Rendam benih dalam air selama 10 menit. Benih yang tenggelam biasanya masih bernas dan bisa tumbuh, sedangkan yang mengapung umumnya sudah mati atau kopong.

5. Apakah benih impor lebih baik dari lokal?

Belum tentu. Banyak varietas lokal hasil riset Balitsereal dan IPB yang adaptif terhadap iklim Indonesia dan tahan penyakit. Pilih berdasarkan kebutuhan dan lokasi tanam.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar