Jenis Tanah yang Cocok untuk Budidaya Buncis: Penjelasan Lengkap

Table of Contents

Ilustrasi tanah lempung berpasir dengan struktur remah untuk budidaya buncis, menunjukkan pH ideal, aerasi baik, dan bedengan rapi.

Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis - Menentukan jenis tanah yang cocok untuk budidaya buncis adalah langkah yang sering diremehkan pemula, padahal kualitas tanah memengaruhi 70% keberhasilan panen. 

Tanaman Phaseolus vulgaris ini memang terlihat sederhana, tetapi ia punya syarat khusus agar tumbuh optimal.

Jika struktur tanahnya tepat, pH seimbang, aerasi berjalan baik, dan teknik pengolahan dilakukan dengan benar, buncis bisa tumbuh lebih cepat, menghasilkan polong lebih panjang, dan masa panennya lebih stabil.

Kenapa Tanah Sangat Menentukan Pertumbuhan Buncis?

Buncis termasuk tanaman sayuran semusim yang sensitif terhadap kondisi perakaran. Akar buncis tidak begitu dalam—umumnya 20–40 cm—sehingga seluruh proses fisiologis sangat bergantung pada kondisi lapisan tanah atas.

Beberapa alasan ilmiah mengapa tanah menentukan hasil budidaya buncis:

1. Penyerapan nitrogen alami dari Rhizobium

Buncis bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara. Proses ini hanya optimal bila tanah memiliki aerasi baik dan tekstur tidak terlalu padat.

2. Polong mudah rusak jika tanah terlalu basah

Kelebihan air menyebabkan akar tergenang → menghambat pembentukan polong → hasil panen menurun hingga 40%.

3. Unsur hara esensial butuh pH tanah stabil

pH terlalu asam memicu pengikatan fosfor, padahal fosfor penting untuk pembentukan bunga & polong.

Jadi, singkatnya: Tanah yang baik = akar sehat = polong terbentuk sempurna.

Struktur Tanah Ideal untuk Budidaya Buncis

Dari seluruh jenis tanah di Indonesia, tidak semuanya cocok untuk buncis. Yang paling ideal adalah tanah dengan:

1. Tekstur remah (crumb structure)

Struktur remah membuat tanah:

  • Mudah ditembus akar
  • Mampu mempertahankan kelembapan
  • Tidak mudah memadat
  • Memiliki sirkulasi udara baik

Struktur remah biasanya ditemukan pada tanah bertekstur lempung berpasir atau lempung ringan.

2. Keseimbangan pori-pori tanah

Tanah ideal untuk buncis harus memiliki:

  • 50–60% pori udara (untuk respirasi akar & bakteri Rhizobium)
  • 40–50% pori air (untuk menjaga kelembapan stabil)

Jika tanah terlalu liat → akar kesulitan menembus lapisan tanah sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.

Jika tanah terlalu berpasir → air dan unsur hara cepat mengalir keluar sehingga tanaman kesulitan menyerap nutrisi.

3. Drainase alami yang baik

Buncis sama sekali tidak tahan terhadap tanah yang mudah tergenang. Begitu air bertahan terlalu lama di sekitar perakaran, risiko akar membusuk langsung meningkat.

Karena itu, tanah dengan drainase alami yang lancar menjadi syarat penting. Struktur yang mampu mengalirkan kelebihan air, namun tetap menyimpan kelembapan secukupnya, akan menjaga akar tetap sehat dan aktif menyerap nutrisi.

Jenis tanah dengan karakter drainase ideal untuk buncis meliputi:

  • Lempung berpasir — seimbang antara pori besar dan pori kecil; air tidak menggenang, tetapi juga tidak cepat hilang.
  • Latosol bertekstur ringan — umumnya gembur, aerasi baik, dan mudah diolah.
  • Andosol (dataran tinggi) — kaya bahan organik, porositas tinggi, serta menahan kelembapan secara stabil.

Sementara itu, tanah sawah yang berat dan liat cenderung menahan air terlalu lama sehingga kurang cocok untuk buncis—kecuali sudah melalui perbaikan struktur dan drainase.

pH Tanah untuk Budidaya Buncis

Ilustrasi lapisan tanah yang memiliki pH baik dan subur

Berdasarkan acuan penelitian Badan Litbang Pertanian dan UCANR, rentang pH ideal untuk tanaman buncis:

1. pH 5,8 – 6,8 (sedikit asam – netral)

Buncis tumbuh paling optimal pada tanah dengan pH 5,8–6,8, yakni kondisi yang memungkinkan nutrisi tersedia maksimal sekaligus mendukung aktivitas mikroba tanah.

Jika pH < 5,5 (terlalu asam):

  • Fosfor sulit tersedia, sehingga pembentukan akar dan bunga terganggu.
  • Akar melemah dan lebih rentan penyakit.
  • Bakteri Rhizobium tidak berkembang, akibatnya kemampuan tanaman mengikat nitrogen menurun drastis.
  • Dampaknya: jumlah polong berkurang dan ukurannya cenderung kecil.

Jika pH > 7 (terlalu basa):

  • Unsur mikro seperti Fe, Mn, dan Zn menjadi sulit diserap.
  • Daun cepat menguning (klorosis) karena kekurangan nutrisi.
  • Pertumbuhan vegetatif melambat, tanaman tampak kurang vigor dan hasil menurun.

Dengan menjaga pH dalam rentang ideal, buncis dapat tumbuh lebih sehat, produktif, dan responsif terhadap pemupukan.

2. Cara Menyesuaikan pH Tanah

Menyeimbangkan pH tanah adalah langkah dasar yang tidak boleh dilewatkan dalam budidaya buncis. Nilai pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan langsung memengaruhi kemampuan akar menyerap unsur hara. 

Berikut cara mengoreksinya sesuai kondisi lapangan.

Jika tanah terlalu asam (pH rendah)

  • Tambahkan kapur dolomit sebanyak 1–2 ton per hektare, dosis standar untuk menaikkan pH secara aman dan bertahap.
  • Aplikasikan setidaknya dua minggu sebelum tanam, memberi waktu bagi proses netralisasi berlangsung sempurna tanpa mengganggu bibit.

Jika tanah terlalu basa (pH tinggi)

  • Berikan kompos dan pupuk kandang matang sebagai penyeimbang alami sekaligus sumber bahan organik untuk memperbaiki aktivitas mikroba.
  • Tambahkan bahan organik tinggi lignin, seperti jerami padi, guna membantu menurunkan pH sambil meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan nutrisi.

Dengan koreksi pH yang tepat, tanah akan berada pada kisaran ideal untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan pembentukan polong secara optimal.

Aerasi Tanah untuk Tanaman Buncis

Tanaman buncis membutuhkan tanah dengan aerasi tinggi agar akar dan bakteri pengikat nitrogen dapat berfungsi maksimal.

Ciri aerasi tanah yang baik:

  1. Tanah mudah diolah: Jika tanah keras atau memadat setelah disiram, aerasi buruk.
  2. Tidak ada genangan setelah hujan: Genangan lebih dari 30 menit = pori tanah terlalu kecil = aerasi buruk.
  3. Akar tumbuh lurus dan bercabang: Pada aerasi buruk, akar cenderung bengkok, pendek, dan bercabang kecil.
  4. Bau tanah segar, bukan bau asam: Bau busuk menunjukkan aktivitas anaerob → tidak cocok untuk buncis.

Tanah dengan aerasi baik biasanya:

  • Lempung berpasir
  • Tanah vulkanik (Andosol)
  • Tanah lempung yang banyak bahan organik

Jenis Tanah Terbaik untuk Budidaya Buncis

Dari seluruh analisis struktur, tekstur, pH, dan aerasi, inilah jenis tanah terbaik:

1. Lempung Berpasir (Sandy Loam)

Kelebihan:

  • Drainase sempurna
  • Aerasi tinggi
  • Tidak memadat
  • Akar mudah berkembang
  • Kandungan mineral cukup stabil

Ini jenis tanah paling direkomendasikan oleh banyak ahli pertanian.

2. Lempung Berdebu (Silty Loam)

Kelebihan:

  • Menyimpan air dengan baik
  • Kaya bahan organik
  • Struktur remah mudah terbentuk

Cocok untuk tanaman buncis di dataran menengah.

3. Andosol (Tanah Vulkanik)

Biasanya ditemukan di daerah:

  • Jawa Barat
  • Sumatera Utara
  • Bali

Keunggulannya adalah:

  • pH relatif stabil
  • Kaya mineral
  • Aerasi tinggi
  • Sangat subur untuk legum seperti buncis

Namun Andosol kadang terlalu gembur sehingga perlu penguatan struktur dengan kompos.

4. Latosol dengan Tekstur Ringan

Latosol yang banyak dijumpai di kawasan perbukitan dan pegunungan sebenarnya bisa menjadi media tanam yang sangat mendukung untuk buncis asal teksturnya cukup remah dan tidak terlalu liat. 

Tanah jenis ini memiliki kandungan mineral yang stabil dan respons cepat terhadap penambahan bahan organik.

Agar performanya optimal, latosol perlu diperkaya dengan kompos atau pupuk kandang matang untuk meningkatkan porositas dan kapasitas simpan air. 

Namun, jika latosol yang ditemui bertekstur berat atau lengket, kondisi tersebut kurang ideal untuk buncis karena dapat menghambat aerasi dan pertumbuhan akar.

Teknik Pengolahan Tanah

Setelah jenis tanah ditentukan, langkah berikutnya adalah pengolahannya. Teknik yang tepat akan mengoptimalkan:

  1. Aerasi
  2. Ketersediaan hara
  3. Ruang akar
  4. Kinerja Rhizobium

Berikut teknik pengolahan paling efektif:

Pengolahan Awal (Primary Tillage)

Bajak atau cangkul sedalam 20–30 cm, Tujuannya adalah:

  • Membalik tanah
  • Memecah gumpalan
  • Membersihkan gulma
  • Meningkatkan ruang akar

Jika tanah keras, ulangi 2 kali.

Pembentukan Bedengan

Karena buncis sangat sensitif terhadap genangan, pembuatan bedengan bukan sekadar anjuran, ini langkah wajib agar akar tetap sehat dan tidak mudah membusuk. 

Bedengan berfungsi mengangkat media tanam, memperlancar aliran air, dan menjaga struktur tanah tetap remah.

Rekomendasi ukuran bedengan yang ideal:

  1. Tinggi: 25–30 cm
  2. Lebar: 80–120 cm
  3. Jarak antarbedengan: 40–50 cm

Bedengan yang cukup tinggi akan memastikan drainase bekerja maksimal, terutama saat hujan deras. 

Dengan elevasi yang tepat, air berlebih dapat mengalir keluar lebih cepat, menjaga zona akar tetap dalam kondisi optimal untuk pertumbuhan buncis.

Penambahan Bahan Organik

Tambahkan bahan organik sebanyak 15–20 ton per hektar berupa:

  1. Kompos matang
  2. Pupuk kandang matang
  3. Kascing
  4. Bokashi

Manfaatnya adalah:

  1. Memperbaiki struktur tanah
  2. Meningkatkan aerasi
  3. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)
  4. Menambah mikroorganisme menguntungkan

Pengapuran (Jika pH Asam)

Untuk melakukan pengapuran tanah pada budidaya buncis, maka bisa digunakan bahan berikut:

  • Dolomit
  • Kalsit

Dengan dosis: 1–2 ton/ha, tergantung hasil pengukuran pH. Lalu, aplikasikan 2–3 minggu sebelum tanam agar bereaksi sempurna.

Pemasangan Mulsa Plastik

Mulsa hitam perak membantu:

  1. Menjaga kelembapan
  2. Menekan gulma
  3. Menjaga stabilitas suhu
  4. Mengurangi erosi tanah

Ini akan meningkatkan kualitas polong buncis.

Tanda-tanda Tanah Tidak Cocok untuk Buncis

Sebelum mulai menanam, penting bagi pemula untuk mengenali tanda-tanda bahwa tanah yang digunakan sebenarnya belum siap mendukung pertumbuhan buncis. 

Kondisi berikut biasanya menjadi penyebab utama pertumbuhan lambat dan polong yang tidak maksimal.

1. Tanah Terlalu Liat dan Mudah Memadat

Struktur tanah seperti ini membuat akar sulit berkembang. Akar yang terhambat akan mengurangi pembentukan polong dan membuat tanaman tampak kerdil.

2. Drainase Sangat Buruk

Jika air mudah menggenang setelah hujan atau penyiraman, akar berisiko mengalami pembusukan. Tanah tergenang lebih dari 30 menit saja sudah cukup menghambat pertumbuhan buncis.

3. Tanah Berpasir Murni

Meski terlihat gembur, tanah berpasir murni tidak mampu menahan air maupun nutrisi. Akibatnya, tanaman cepat layu dan kebutuhan haranya tidak terpenuhi.

4. pH Terlalu Asam (<5) atau Terlalu Basa (>7)

Pada kondisi ini, unsur hara penting tidak tersedia bagi tanaman. Daun menguning, pertumbuhan lambat, dan pembentukan polong menurun drastis.

5. Kandungan Bahan Organik Sangat Rendah

Tanah miskin organik akan cepat kering, tidak subur, dan memiliki aktivitas mikroba yang minim. Ini membuat tanah tidak mampu mendukung perkembangan akar secara optimal.

Jika kamu menemukan beberapa kondisi di atas, jangan buru-buru menanam. Perbaiki dulu kualitas tanah agar buncis bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen maksimal.

Kesimpulan

Jenis tanah yang cocok untuk buncis ditentukan oleh empat faktor utama: struktur tanah, pH, aerasi, dan teknik pengolahan. 

Tanah terbaik adalah tanah remah dengan tekstur lempung berpasir, pH 5,8–6,8, aerasi tinggi, dan drainase baik. 

Pengolahan tanah yang benar dimulai dari pembajakan, pembentukan bedengan, hingga pengayaan bahan organik akan sangat menentukan produktivitas buncis, bahkan untuk pemula.

Kalau kamu ingin hasil panen yang stabil dan berkualitas, mulai dari tanahnya dulu. Tanah ideal = buncis subur = panen maksimal.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apakah buncis bisa ditanam di tanah sawah bekas padi?

Bisa. Namun, tanah sawah umumnya bertekstur liat dan mudah memadat, sehingga perlu diperbaiki dulu. Pengolahan ulang, penambahan bahan organik, dan peningkatan drainase sangat dianjurkan sebelum buncis ditanam.

2. Apakah buncis boleh ditanam di tanah berpasir?

Boleh, tetapi perlu intervensi. Tanah berpasir cenderung cepat kering, sehingga harus diperkaya dengan kompos atau pupuk organik untuk menjaga kelembapan dan meningkatkan kapasitas menahan hara.

3. Berapa pH tanah yang ideal untuk buncis?

Buncis tumbuh optimal pada pH sekitar 5,8–6,8, yaitu kondisi sedikit asam hingga mendekati netral. Di luar kisaran tersebut, ketersediaan unsur hara mulai terganggu.

4. Apakah perlu menambahkan dolomit?

Ya, perlu jika hasil uji tanah menunjukkan pH terlalu asam (di bawah 5,5). Dolomit membantu menetralkan tanah sekaligus menambah kalsium dan magnesium.

5. Jenis tanah apa yang paling direkomendasikan untuk buncis?

Jenis tanah terbaik adalah lempung berpasir (sandy loam) karena cukup gembur, memiliki aerasi baik, mampu mengikat air secukupnya, dan kaya bahan organik—semua aspek yang mendukung pertumbuhan buncis.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar