Bagaimana Walang Sangit Merusak Tanaman: Begini Penjelasannya

Table of Contents

Bagaimana Walang Sangit Merusak Tanaman

Bagaimana walang sangit merusak tanaman - Walang sangit (Leptocorisa oratorius) adalah salah satu hama utama yang sering menjadi momok bagi petani padi di berbagai daerah. Serangga berbau menyengat ini memang kecil, namun dampak kerusakannya bisa besar. 

Bau khas yang dikeluarkan saat merasa terancam bukanlah masalah utama yang lebih berbahaya adalah kebiasaannya mengisap cairan bulir padi yang sedang masak, sehingga hasil panen bisa menurun drastis.

Memahami bagaimana walang sangit hidup, berkembang, dan menyerang tanaman menjadi langkah penting untuk mengendalikannya. Melalui pemahaman yang baik tentang karakteristik, siklus hidup, serta pola serangannya, petani dapat memilih strategi yang tepat untuk menekan populasinya. 

Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai aspek tentang walang sangit dan langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan di lapangan agar tanaman padi tetap aman dan produktif.

Karakteristik Walang Sangit

1. Deskripsi Fisik

Walang sangit, (Leptocorisa oratorius) merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi yang cukup mudah dikenali. Serangga ini memiliki tubuh ramping dan memanjang dengan ukuran sekitar 1,5 hingga 2 sentimeter. 

Warna tubuhnya bervariasi antara cokelat kemerahan hingga hijau kecokelatan, tergantung usia dan lingkungan tempat hidupnya.

Ciri paling khas dari walang sangit adalah bau menyengat yang dikeluarkan saat merasa terganggu. Bau ini berasal dari kelenjar khusus di bagian bawah tubuhnya, berfungsi sebagai pertahanan diri terhadap predator. 

Mekanisme alami ini membuat hama ini sulit ditangkap dan seringkali mengganggu kenyamanan petani di area sawah.

2. Habitat dan Persebaran

Walang sangit banyak ditemukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia yang menjadi habitat idealnya. Serangga ini mudah dijumpai di lahan pertanian, terutama pada tanaman padi yang sedang berbunga atau berbuah, karena fase ini menyediakan sumber makanan terbaik bagi mereka.

Selain padi sebagai inang utama, walang sangit juga kerap menyerang tanaman lain seperti jagung, kacang-kacangan, dan beberapa jenis rumput liar di sekitar sawah. 

Mereka menyukai lingkungan dengan kelembapan tinggi dan suhu hangat, kondisi yang mendukung proses berkembang biak dengan cepat dan memperluas populasi di area pertanian.

3. Siklus Hidup Walang Sangit

Walang sangit memiliki siklus hidup yang cukup cepat dan produktif. Serangga betina mampu menghasilkan hingga 300 butir telur dalam satu kali masa bertelur. 

Telur berwarna kuning keemasan ini biasanya diletakkan di permukaan daun tanaman inang dan akan menetas dalam waktu 5–10 hari, tergantung suhu dan kelembapan lingkungan.

Setelah menetas, telur berubah menjadi nimfa yang akan melewati beberapa tahap pertumbuhan atau instar sebelum menjadi dewasa. Masa ini berlangsung sekitar 20–30 hari. Nimfa tampak lebih kecil, berwarna lebih cerah, dan belum memiliki sayap. 

Meski masih muda, mereka sudah mulai menghisap cairan dari jaringan tanaman, sehingga dapat menimbulkan kerusakan cukup parah pada daun dan bulir tanaman padi atau jagung.

4. Kondisi Lingkungan yang Mendukung Perkembangannya

Perkembangan hama walang sangit sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, terutama suhu dan kelembapan. Hama ini tumbuh optimal pada suhu sekitar 25–30°C, dengan kondisi udara yang lembap. Kelembapan tinggi membantu proses bertelur dan perkembangan nimfa hingga dewasa.

Populasinya biasanya meningkat tajam saat musim hujan, karena pada saat itu banyak tersedia tanaman inang seperti padi muda yang menjadi sumber makanannya. Sebaliknya, saat musim kemarau, jumlah walang sangit cenderung menurun akibat udara kering dan berkurangnya sumber makanan.

Cara Walang Sangit Merusak Tanaman

Walang sangit (Leptocorisa oratorius) merupakan salah satu hama yang sering menimbulkan masalah pada tanaman, terutama tanaman padi. Serangga ini merusak tanaman dengan cara yang cukup khas dan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan bagi petani. 

Berikut adalah penjelasan komprehensif mengenai cara walang sangit merusak tanaman.

1. Metode Serangan

Walang sangit menyerang tanaman dengan cara yang cukup unik. Serangga ini memiliki mulut berbentuk jarum panjang (proboscis) yang berfungsi untuk menusuk jaringan tanaman dan mengisap cairannya. Biasanya, serangan terjadi saat tanaman memasuki fase pembentukan bulir dimana masa paling rentan dalam siklus pertumbuhan.

Saat menusuk, walang sangit mengeluarkan enzim pencerna untuk melunakkan jaringan tanaman agar cairan mudah diserap. 

Namun, efeknya cukup fatal yaitu enzim ini merusak sel tanaman, menghambat fotosintesis, dan mengganggu proses metabolisme. Akibatnya, bulir menjadi hampa, kualitas panen menurun, dan hasil produksi berkurang drastis.

2. Bagian Tanaman yang Diserang

Walang sangit biasanya memilih bagian tanaman yang masih muda dan lunak sebagai sasaran, seperti tunas, daun muda, dan bulir padi yang baru terbentuk. 

Bagian-bagian ini mengandung cairan dan nutrisi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, sehingga menjadi sumber makanan ideal bagi hama ini.

Pada tanaman padi, bulir yang sedang berkembang menjadi target utama. Ketika cairannya diisap, bulir menjadi hampa dan tidak terisi sempurna, yang akhirnya menurunkan kualitas serta hasil panen secara signifikan.

Efek Serangan pada Tanaman

1. Gejala Fisik

Serangan walang sangit dapat dikenali sejak dini melalui perubahan fisik pada tanaman. Tanda paling umum adalah munculnya bintik-bintik kuning di daun atau bulir padi. Bintik ini menunjukkan jaringan tanaman di area yang diserang mulai mati akibat tusukan dan hisapan cairan oleh hama.

Pada tahap lanjut, bulir padi tampak kosong, keriput, atau membusuk. Kondisi ini membuat banyak bulir gagal terisi sempurna sehingga hasil panen menurun drastis, baik dari segi jumlah maupun kualitas gabah yang dihasilkan.

2. Penghambatan Pertumbuhan

Serangan walang sangit tak hanya menghisap cairan tanaman, tetapi juga mengganggu pertumbuhannya secara menyeluruh. Saat cairan tanaman disedot, suplai air dan nutrisi penting untuk pertumbuhan terhambat. Akibatnya, daun cepat layu, menguning, bahkan rontok karena kekurangan unsur hara.

Jika serangan terjadi terus-menerus, proses fotosintesis dan metabolisme tanaman menjadi terganggu. Kondisi ini membuat pertumbuhan melambat, dan tunas-tunas muda berisiko mati sebelum berkembang sempurna. Dalam jangka panjang, hal ini berdampak pada penurunan hasil dan kualitas panen.

3. Penurunan Hasil Panen

Serangan walang sangit dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani, terutama pada tanaman padi. Ketika serangga ini mengisap cairan bulir, nutrisi penting di dalamnya hilang sehingga bulir menjadi hampa atau tidak terisi sempurna.

Bulir yang terserang berat biasanya gagal berkembang dan mati sebelum matang, membuat hasil panen berkurang baik dari segi jumlah maupun kualitas. 

Dalam kasus parah, kehilangan hasil bisa mencapai 20–30 persen dari total produksi. Angka ini tentu menjadi ancaman serius bagi pendapatan dan keberlanjutan usaha tani, terutama bagi petani kecil yang sangat bergantung pada satu musim panen.

Dampak Jangka Panjang Serangan Walang Sangit

Serangan walang sangit bukan hanya menurunkan hasil panen pada musim tanam saat ini, tetapi juga bisa meninggalkan efek jangka panjang pada lahan dan tanaman berikutnya. 

Tanaman padi yang rusak parah akibat serangan hama ini cenderung tumbuh lemah dan kehilangan daya tahan alami. Akibatnya, pada musim tanam berikutnya, tanaman menjadi lebih mudah terserang penyakit dan hama lain.

Ketika walang sangit menghisap cairan dari malai dan jaringan tanaman, padi mengalami kekurangan nutrisi serta stres fisiologis. Kondisi ini membuat sistem pertahanan tanaman melemah, sehingga tidak mampu melawan infeksi patogen atau serangan serangga lain.

Jika dibiarkan terus-menerus, kerusakan semacam ini bisa menurunkan produktivitas lahan dalam jangka panjang dan membuat upaya pengendalian hama berikutnya semakin sulit.

Gejala dan Tanda Serangan

Gejala serta tanda-tanda serangan walang sangit dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan tingkat infestasi hama tersebut. Memahami gejala serangan hama walang sangit ini sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengendalian yang tepat agar tanaman tetap sehat dan produktif.

Gejala Fisik pada Tanaman

1. Penghisapan Cairan Tanaman

Walang sangit dikenal sebagai hama penghisap cairan tanaman yang menyerang bagian penting seperti daun, batang, hingga malai atau buah muda. Dengan alat mulutnya yang panjang dan runcing, serangga ini menembus jaringan tanaman untuk mengisap cairan sel yang kaya nutrisi.

Akibat aktivitas tersebut, tanaman kehilangan sebagian besar unsur hara yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dan pembentukan biji. Dalam jangka waktu tertentu, tanaman menjadi lemah, pertumbuhan terhambat, dan hasil panen pun menurun. 

Bila serangan terjadi pada fase pembungaan atau pengisian bulir, dampaknya bisa fatal karena proses pembentukan biji terhenti sebelum sempurna.

2. Munculnya Bintik Kuning atau Putih pada Daun

Salah satu tanda awal serangan walang sangit yang mudah dikenali adalah munculnya bintik-bintik berwarna kuning atau putih di permukaan daun padi. Gejala ini biasanya muncul akibat aktivitas penghisapan cairan tanaman oleh walang sangit. 

Saat serangga ini menusukkan alat hisapnya ke jaringan daun, sebagian cairan tanaman tersedot keluar, sementara enzim atau zat lain dari serangga masuk ke dalam jaringan tersebut.

Akibatnya, sel-sel daun di sekitar area tusukan mengalami kerusakan dan kehilangan klorofil, sehingga menimbulkan bercak kekuningan atau keputihan. 

Jika serangan terus berlanjut, daun bisa kehilangan kemampuan fotosintesis secara optimal, yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan tanaman dan hasil panen.

3. Daun Menggulung dan Mengalami Deformasi

Serangan walang sangit atau serangga penghisap lain sering kali menyebabkan daun tanaman mengalami penggulungan. Daun yang semula lebar dan terbuka bisa menggulung rapat, mengerut, atau berubah bentuk. 

Kondisi ini bukan sekadar masalah penampilan, tetapi juga berdampak langsung pada proses fotosintesis. Daun yang rusak tidak mampu menangkap cahaya matahari secara optimal, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kurang efisien dan hasil panen pun menurun.

4. Pertumbuhan Tanaman Menjadi Terhambat

Tanaman yang terserang walang sangit umumnya menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang tidak normal. 

Meski sudah mendapatkan air dan pupuk yang cukup, tanaman bisa tampak layu, kerdil, atau lambat berkembang. 

Hal ini terjadi karena energi tanaman terserap untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat hisapan hama, bukan untuk tumbuh. 

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan tanaman gagal mencapai fase produksi maksimal, sehingga menurunkan hasil panen secara keseluruhan.

Contoh Kasus: Serangan Walang Sangit pada Tanaman Padi

Pada tanaman padi, serangan walang sangit sering kali terlihat dari perubahan warna dan bentuk daun. Daun yang semula hijau segar perlahan berubah kekuningan, menggulung, bahkan menunjukkan gejala klorosis atau warna pucat akibat kehilangan klorofil. Kondisi ini membuat tanaman kesulitan melakukan fotosintesis dengan baik.

Jika serangan terjadi dalam skala berat, dampaknya bisa lebih serius. Jumlah bulir padi dapat berkurang drastis, dan dalam kasus ekstrem, tanaman bisa mati sebelum mencapai masa panen.

Padi termasuk tanaman yang sangat rentan terhadap serangan walang sangit karena memiliki daun lebar dan kandungan cairan yang tinggi, merupakan dua faktor yang sangat disukai oleh hama penghisap ini. 

Akibatnya, populasi walang sangit yang tidak terkendali dapat menurunkan produktivitas lahan secara signifikan dan merugikan petani dalam jangka panjang.

Tanaman yang Rentan terhadap Serangan Walang Sangit

Walang sangit adalah hama tanaman yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai jenis tanaman. Pemahaman akan tanaman-tanaman yang rentan terhadap serangan walang sangit penting untuk mengidentifikasi risiko dan mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian yang tepat.

Berikut adalah beberapa contoh tanaman yang rentan terhadap serangan walang sangit:

1. Padi (Oryza sativa)

Padi merupakan tanaman pangan utama yang menjadi sumber karbohidrat bagi sebagian besar penduduk dunia, termasuk Indonesia. Namun, tanaman ini juga menjadi sasaran utama serangan walang sangit. 

Hama tersebut biasanya menyerang saat padi memasuki fase generatif, terutama ketika bulir mulai berisi. Dengan cara menghisap cairan dari jaringan tanaman, walang sangit menyebabkan proses fotosintesis terganggu dan pertumbuhan menjadi tidak optimal.

Akibatnya, bulir padi bisa menjadi hampa, berubah warna, atau tidak terisi sempurna. Jika serangan terjadi dalam jumlah besar, hasil panen dapat turun drastis, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

2. Jagung (Zea mays)

Selain padi, tanaman jagung juga menjadi sasaran empuk serangan walang sangit. Hama ini biasanya menyerang bagian daun dan batang muda yang masih lunak, karena mengandung cairan tanaman yang kaya nutrisi. 

Akibat serangan tersebut, pertumbuhan jagung bisa terganggu, daun menjadi kering atau berlubang, dan proses pembentukan tongkol tidak optimal.

Jika serangan terjadi dalam intensitas tinggi, hasil panen dapat menurun drastis, baik dari segi jumlah maupun kualitas biji. Biji jagung yang dihasilkan sering kali menjadi keriput dan ringan karena kekurangan asupan nutrisi selama fase pengisian biji.

3. Kacang-kacangan

Tanaman kacang-kacangan seperti kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah termasuk komoditas yang cukup sering menjadi sasaran walang sangit. 

Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan dari jaringan tanaman, terutama pada daun dan polong muda. Akibatnya, daun menjadi menguning, pertumbuhan terhambat, hingga akhirnya tanaman bisa layu dan mati bila serangan terjadi secara berat.

Selain merusak secara fisik, serangan walang sangit juga menurunkan kualitas hasil panen. Polong bisa menjadi kempis dan biji tidak berkembang sempurna, sehingga hasil panen menurun baik dari segi jumlah maupun mutu. 

Karena itu, pengendalian sejak dini menjadi penting agar produktivitas tanaman kacang-kacangan tetap optimal.

4. Buah-buahan

Tidak hanya menyerang tanaman pangan seperti padi atau jagung, walang sangit juga diketahui menyerang berbagai jenis buah-buahan, termasuk jeruk, apel, dan mangga. 

Hama ini biasanya menusuk permukaan kulit buah untuk menghisap cairannya, sehingga meninggalkan bekas noda atau bercak kehitaman pada kulit.

Kerusakan tersebut memang tidak selalu memengaruhi rasa buah, tetapi secara visual membuat penampilannya menurun. 

Akibatnya, nilai jual dan kualitas buah di pasaran menjadi lebih rendah. Dalam skala besar, serangan walang sangit pada kebun buah bisa menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan, terutama bagi petani yang mengandalkan hasil panen berkualitas untuk pasar ekspor.

5. Sayuran

Selain menyerang padi, walang sangit juga kerap ditemukan pada berbagai jenis tanaman sayuran, terutama tomat, cabai, dan terong. 

Serangga ini mengisap cairan dari daun dan buah muda, sehingga jaringan tanaman menjadi rusak. Akibatnya, daun tampak mengerut, pertumbuhan buah terhambat, dan hasil panen menurun.

Jika serangan berlangsung lama, tanaman sayuran bisa menjadi lebih lemah dan mudah terserang penyakit lain. 

Oleh karena itu, pengamatan rutin dan pengendalian sejak dini sangat penting agar populasi walang sangit tidak berkembang dan merusak hasil budidaya.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa walang sangit adalah hama yang potensial merusak tanaman dengan menghisap cairan tanaman dan menyebabkan berbagai gejala kerusakan. Penting untuk memahami siklus hidup dan cara kerja walang sangit guna mengembangkan strategi pengendalian yang efektif.

Penerapan metode pengendalian yang selektif dan berkelanjutan seperti penggunaan insektisida yang tepat, pemanfaatan predator alami, serta praktik pertanian terpadu akan membantu meminimalkan dampak serangan walang sangit dan menjaga keseimbangan lingkungan pertanian secara efisien.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa itu walang sangit dan mengapa disebut demikian?

Walang sangit (Leptocorisa oratorius) adalah hama penghisap cairan tanaman, terutama pada padi. Julukan “sangit” muncul karena bau menyengat yang dikeluarkannya sebagai pertahanan diri.

2. Bagaimana cara walang sangit merusak tanaman padi?

Serangga ini menusukkan alat mulutnya seperti jarum ke bulir padi lalu mengisap cairannya. Enzim yang dikeluarkan merusak jaringan tanaman, membuat bulir hampa dan menurunkan kualitas panen.

3. Kapan waktu paling rentan tanaman diserang walang sangit?

Serangan paling parah biasanya terjadi saat padi memasuki fase pembungaan dan pengisian bulir, karena bagian ini mengandung cairan dan nutrisi paling banyak.

4. Tanaman apa saja yang rentan terhadap serangan walang sangit?

Selain padi, hama ini juga menyerang jagung, kacang-kacangan, tomat, cabai, terong, serta beberapa jenis buah seperti mangga dan jeruk.

5. Bagaimana cara mencegah serangan walang sangit?

Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan, menanam refugia, mengatur pola tanam serempak, dan memanfaatkan musuh alami seperti laba-laba serta capung.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar