Cara Pemupukan Jagung Dari Awal Hingga Panen untuk Petani Pemula

Table of Contents

Cara Pemupukan Jagung Dari Awal Hingga Panen untuk Petani Pemula

Cara pemupukan jagung lengkap - Jagung menjadi salah satu tanaman pangan utama di Indonesia setelah padi. Permintaannya terus meningkat, baik sebagai bahan pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri. Namun, masih banyak petani pemula yang belum mengetahui bagaimana cara pemupukan jagung yang benar dan berimbang agar hasil panen tinggi dan lahan tetap subur.

Pemupukan bukan sekadar memberi makan tanaman. Lebih dari itu, pemupukan berfungsi menjaga keseimbangan unsur hara di dalam tanah sehingga tanaman tumbuh optimal sejak awal tanam hingga masa panen. 

Kesalahan umum seperti memberi pupuk terlalu banyak, waktu pemupukan yang tidak tepat, atau penggunaan jenis pupuk yang tidak sesuai dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil panen.

Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap tahapan pemupukan jagung dari awal hingga akhir, berdasarkan praktik lapangan petani dan informasi ilmiah dari sumber terpercaya.

Pemupukan Pertama

Kapan dan Mengapa Tahap Ini Penting

Tahap pertama dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 10–15 hari setelah tanam (HST). Pada masa ini, akar jagung mulai berkembang dan daun baru tumbuh. Unsur hara utama yang dibutuhkan adalah nitrogen (N), yang berperan penting dalam pembentukan daun, batang, dan klorofil untuk proses fotosintesis.

Pemupukan di fase awal ini ibarat memberi fondasi bagi rumah. Jika tanaman mendapat nutrisi cukup sejak dini, pertumbuhannya akan kuat dan siap menghadapi fase pertumbuhan berikutnya.

Jenis Pupuk yang Digunakan

1. Urea (46% Nitrogen)

Urea mengandung unsur nitrogen tertinggi di antara pupuk anorganik. Unsur ini membantu pertumbuhan vegetatif tanaman seperti batang dan daun agar cepat besar dan hijau.

2. ZA (Ammonium Sulfat)

Kandungannya terdiri dari sekitar 21% nitrogen dan 24% sulfur (belerang). Unsur sulfur membantu pembentukan protein, enzim, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

3. Alternatif Campuran

Petani juga dapat menambahkan NPK (15-15-15) untuk memberikan keseimbangan unsur makro Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Kombinasi ini efektif untuk memperkuat akar sekaligus menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif dan generatif.

Dosis Pemupukan

Rata-rata dosis yang disarankan untuk lahan 1 hektare adalah 300–400 kilogram pupuk campuran. Namun, dosis bisa disesuaikan dengan:

  1. Kepadatan tanam (semakin rapat, kebutuhan pupuk meningkat)
  2. Tingkat kesuburan tanah
  3. Kondisi cuaca dan ketersediaan air

Jika menggunakan campuran Urea dan ZA, perbandingan yang disarankan adalah 1:1. Artinya, jika Anda menggunakan 200 kg Urea, maka gunakan juga 200 kg ZA.

Cara Pemberian Pupuk

Tahapan pemupukan jagung tidak sekadar soal jenis pupuk, tetapi juga cara aplikasinya di lapangan. Kesalahan kecil, seperti menabur pupuk terlalu dekat dengan batang, bisa berdampak pada pertumbuhan akar. 

Berikut langkah-langkah yang direkomendasikan:

  1. Buat lubang kecil di sisi kanan dan kiri tanaman, berjarak sekitar 5–7 cm dari pangkal batang.
  2. Taburkan pupuk ke dalam lubang sesuai dosis yang disarankan per hektare.
  3. Tutup kembali lubang dengan tanah agar pupuk tidak mudah menguap atau hanyut saat hujan.
  4. Jika kondisi tanah kering, siramlah ringan setelah pemupukan untuk membantu pelarutan dan penyerapan unsur hara.

Langkah sederhana ini memastikan pupuk terserap tepat di zona akar aktif, tempat tanaman paling banyak mengambil nutrisi.

Tips Tambahan

Beberapa kebiasaan kecil sering diabaikan, padahal berpengaruh besar terhadap efektivitas pemupukan. Berikut beberapa tips penting yang perlu diperhatikan:
  1. Lakukan pemupukan pagi atau sore hari. Suhu yang lebih sejuk mencegah penguapan nitrogen berlebih, terutama pada pupuk urea.
  2. Hindari menabur pupuk langsung ke batang. Butiran pupuk yang terlalu dekat bisa “membakar” jaringan akar muda dan menurunkan daya tumbuh tanaman.
  3. Gunakan sarung tangan dan masker. Pupuk kimia mengandung zat aktif yang bisa mengiritasi kulit atau pernapasan jika terpapar langsung.

Pemupukan Kedua

Memasuki usia 20–25 hari setelah tanam, jagung berada di fase pertumbuhan paling agresif. Daun melebar, batang mulai kokoh, dan akar menjalar lebih dalam untuk mencari nutrisi. 

Di tahap ini, kebutuhan hara meningkat — tidak hanya nitrogen (N) untuk pertumbuhan daun, tetapi juga fosfor (P) untuk akar dan kalium (K) untuk pembentukan tongkol.

Jenis Pupuk yang Direkomendasikan

1. Campuran Urea + NPK + SP-36

Kombinasi ini merupakan paket standar untuk memperkuat fase vegetatif menuju generatif:

  • Urea (N): menstimulasi pertumbuhan daun baru agar fotosintesis optimal.
  • SP-36 (P): mempercepat pembentukan bunga dan bakal buah.
  • NPK 15-15-15: menjaga keseimbangan unsur makro sekaligus meningkatkan efisiensi penyerapan hara lainnya.

2. Tambahan KCL (Kalium Klorida)

Pupuk ini berfungsi memperkuat jaringan batang agar tidak mudah rebah dan membantu pembentukan biji yang padat dan seragam. Unsur kalium (K) juga penting untuk menjaga keseimbangan air di dalam sel tanaman sehingga tanaman tetap segar meski dalam kondisi panas.

Dosis dan Teknik Aplikasi

Kebutuhan pupuk pada tahap ini berkisar 300–500 kg per hektare, tergantung kesuburan tanah dan kerapatan tanam. Tanah subur memerlukan dosis lebih ringan, sedangkan lahan miskin hara perlu tambahan pupuk lebih banyak.

Langkah pemupukan:

1. Taburkan pupuk di sisi kiri dan kanan barisan tanaman, sekitar 10 cm dari batang.

2. Timbun pupuk dengan tanah tipis agar tidak terpapar sinar matahari langsung.

3. Jika memungkinkan, siram ringan supaya pupuk cepat melarut dan terserap akar.

Kombinasi Ideal untuk Petani Pemula

Untuk hasil optimal di lahan satu hektare, dosis campuran berikut dianggap paling efisien:

  1. Urea: 200 kg
  2. SP-36: 150 kg
  3. NPK: 150 kg
  4. KCL: 100 kg

Kombinasi ini telah terbukti cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetatif, memperkuat batang, dan memicu pembentukan bunga lebih cepat tanpa boros biaya.

Pemupukan Terakhir

Fase Pembentukan Tongkol

Ketika tanaman berusia 35–40 hari, fase vegetatif mulai beralih ke fase generatif. Tanaman jagung mulai membentuk bunga jantan dan betina. Pada masa ini, kebutuhan akan nitrogen masih ada, tetapi unsur kalium dan fosfor menjadi dominan untuk pembentukan biji dan pengisian tongkol.

Jenis Pupuk yang Digunakan

1. ZA + NPK (Campuran Akhir)

Campuran ini menjaga tanaman tetap hijau hingga masa pengisian biji selesai.

  • ZA menjaga kandungan nitrogen dan sulfur.
  • NPK menambah fosfor dan kalium agar tongkol terisi penuh.

2. Pupuk Organik (Pupuk Kandang/Kompos)

Jika tersedia, tambahkan pupuk organik matang sekitar 2 ton per hektare untuk menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba.

Dosis dan Aplikasi

Gunakan 400–500 kilogram pupuk per hektare, tergantung kondisi lahan dan pertumbuhan tanaman.

Langkah aplikasinya:

  1. Taburkan pupuk di antara barisan tanaman.
  2. Lakukan pembumbunan ringan untuk menutup akar dan menopang batang.
  3. Hindari pemupukan saat cuaca terlalu panas atau hujan lebat.

Tujuan Utama Tahap Ini

  1. Meningkatkan ukuran dan berat tongkol.
  2. Memperpanjang masa hidup daun agar proses fotosintesis optimal.
  3. Meningkatkan kualitas biji agar lebih bernas dan tahan simpan.

Mengatur Pemupukan Sesuai Modal dan Kondisi Lahan

Tidak semua petani memiliki kemampuan modal yang sama. Karena itu, strategi pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

  1. Jika modal terbatas, dua kali pemupukan pada fase awal dan pertumbuhan, sudah cukup untuk menjaga produktivitas.
  2. Namun jika sumber daya memungkinkan, pemupukan tiga tahap (awal, pertengahan, dan menjelang pembungaan) terbukti memberi hasil panen lebih tinggi dan kualitas tongkol lebih baik.

Efisiensi penggunaan pupuk bisa meningkat hingga 35% jika petani menyesuaikan dosis dan jadwal berdasarkan kondisi tanah serta kebutuhan tanaman.

Dengan kata lain, bukan banyaknya pupuk yang menentukan hasil, melainkan ketepatan waktu dan cara penggunaannya.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Meskipun pemupukan adalah bagian vital dari budidaya jagung, kesalahan kecil dalam penerapan bisa berdampak besar terhadap hasil panen. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari:

1. Memberi pupuk berlebihan

Kelebihan unsur nitrogen memang membuat daun tampak hijau lebat, tetapi justru menghambat pembentukan tongkol karena energi tanaman terserap untuk pertumbuhan vegetatif, bukan produktif.

2 Pemupukan tidak teratur

Melewatkan satu tahap pemupukan dapat menurunkan hasil panen hingga 30%. Tanaman kehilangan asupan hara di fase kritis, terutama pada masa pembentukan tongkol dan pengisian biji.

3. Tidak memperhatikan jenis pupuk

Campuran yang tidak tepat, misalnya antara pupuk mengandung kalsium dan fosfat, dapat menimbulkan reaksi kimia yang menurunkan ketersediaan unsur hara di tanah.

4. Mengabaikan pupuk organik

Tanah yang terus-menerus menerima pupuk kimia cenderung mengalami penurunan struktur dan daya serap air. Penambahan pupuk organik, seperti kompos atau pupuk kandang, berfungsi menyeimbangkan mikroorganisme tanah dan menjaga kesuburan jangka panjang.

Kesimpulan

Pemupukan jagung yang benar adalah perpaduan antara waktu yang tepat, dosis seimbang, dan jenis pupuk yang sesuai. Petani pemula perlu memahami bahwa setiap tahap pertumbuhan tanaman memerlukan unsur hara berbeda.

  1. Tahap 1 (10–15 HST): fokus pada pertumbuhan akar dan daun (Urea, ZA, NPK).
  2. Tahap 2 (20–25 HST): memperkuat batang dan memperbanyak bakal bunga (Urea, NPK, SP-36, KCL).
  3. Tahap 3 (35–40 HST): memaksimalkan pengisian tongkol (ZA dan NPK).

Dengan penerapan pemupukan berimbang dan jadwal teratur, hasil panen bisa mencapai 8–10 ton jagung pipilan kering per hektare, tergantung varietas dan kondisi lahan.

Pemupukan yang bijak juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, menjaga kesuburan tanah, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia berlebih.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Berapa kali pemupukan jagung ideal dilakukan?

Pemupukan ideal dilakukan tiga kali dalam satu musim tanam: awal (10–15 HST), pertengahan (20–25 HST), dan menjelang generatif (35–40 HST). Setiap tahap punya fungsi berbeda — dari membangun akar, memperkuat batang, hingga mengisi tongkol. Jika salah satu dilewati, produktivitas bisa menurun karena keseimbangan hara terganggu.

2. Apa akibat jika pemupukan dilakukan terlambat?

Keterlambatan pemupukan membuat tanaman kehilangan momentum tumbuh. Daun bisa menguning, akar lemah, dan pembentukan tongkol terganggu. Dampaknya nyata: hasil panen bisa turun hingga sepertiga, terutama jika pupuk nitrogen tidak diberikan tepat waktu di fase awal.

3. Bisakah pupuk organik menggantikan pupuk kimia sepenuhnya?

Belum bisa. Pupuk organik memang menjaga kesuburan tanah dan memperbaiki struktur fisik, tetapi unsur haranya tidak sepadat pupuk kimia. Solusi terbaik adalah kombinasi keduanya: pupuk kimia untuk kebutuhan cepat, pupuk organik untuk keseimbangan jangka panjang.

4. Kapan waktu terbaik untuk memberikan pupuk?

Waktu ideal adalah pagi hari sebelum sinar matahari kuat atau sore menjelang senja. Suhu yang sejuk membuat unsur nitrogen tidak mudah menguap dan pupuk terserap lebih efisien oleh tanah. Hindari pemupukan saat hujan karena banyak nutrisi bisa hanyut percuma.

5. Bagaimana cara menghemat pupuk tanpa menurunkan hasil panen?

Kuncinya bukan mengurangi jumlah, tapi mengatur ketepatan dosis dan waktu. Gunakan pupuk sesuai kebutuhan lahan per hektare, kombinasikan dengan pupuk organik, dan aplikasikan saat tanaman betul-betul siap menyerap. Dengan cara ini, efisiensi pupuk bisa meningkat hingga 30 persen tanpa mengorbankan hasil panen.

Nabil Zaydan
Nabil Zaydan Assalamu 'Alaikum. Halo, saya Nabil Zaydan, seorang petani dan peternak dengan lebih dari 10 tahun pengalaman. Saya tertarik dengan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan dan selalu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha saya dan membagikan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca setia blog ini.

Posting Komentar